Penulis : Treysyana Laloan
Akhir-akhir ini berita mengenai kasus-kasus kekerasan dan pelecehan seksual sedang ramai diperbincangkan berbagai kalangan di media sosial. Belum lama ini, ada sederet kasus pelecehan seksual bermunculan di sekitar kita. Baik perempuan dewasa, remaja bahkan pada anak-anak kerap kali menjadi korban. Membuat kita (perempuan) takut akan dunia di luar.
Mulai dari ayah tiri mencabuli anaknya di Bogor, hingga guru di salah satu pesantren yang tega memperkosa belasan santrinya, dan masih banyak lagi kasus sejenis ini yang sudah terjadi. Ditambah lagi masih banyak sekali masyarakat yang cenderung menyalahkan korban yang pada akhirnya membuat korban semakin takut untuk speak up sehingga pelaku tidak mendapatkan ganjarannya.
Di tengah maraknya kasus kekerasan dan pelecehan seksual di Indonesia ini, tentunya perempuan yang mengalami kekerasan seksual tersebut selain merasahkan trauma, permasalahan kesehatan mental juga dapat berdampak pada perempuan. Berikut beberapa gejala dan tanda-tanda pengaruh kekerasan seksual terhadap mental perempuan.
– Pada anak – anak
Kecemasan, ketakutan berlebihan, ketidakpercayaaan pada orang lain,dan tingkat percaya diri yang rendah.
– Pada remaja
Depresi, sering menyakiti diri sendiri, tidak percaya diri,sering menyendiri, hubungan yang tegang dengan keluarga, ketakutan dan ketidakpercayaan terhadap orang lain sehingga banyak perempuan yang berujung pada konsumsi alcohol dan menggunakan obat-obat terlarang, hingga melakukan upaya bunuh diri.
– Pada orang dewasa
Gejala untuk orang dewasa bisa sangat rumit, tergantung sudah berapa lama dia mengalami pengalaman traumatis tersebut. Adakah penanganan awal atau dia mencoba “menyembuhkan” dirinya sendiri, termasuk melakukan penyangkalan atas tragedi yang terjadi. Beberapa gejalanya adalah menjalani gaya hidup berisiko, disabilitas pekerjaan, mengalami penyakit kronis, gangguan mental, kegelisahan berlebihan, kurang percaya terhadap orang lain, memiliki masalah komitmen, sering mengalami konflik internal dengan keluarga ataupun orang-orang terdekatnya, dan cenderung ingin melakukan upaya bunuh diri. Sedangkan sebagai orangtua yang mengalami kekerasan seksual, akan sangat mudah marah dan tidak bisa mengendalikan emosinya saat bersama anak, termasuk gampang stres.
Menurut saya, kesehatan mental bukan hanya dirrasakan oleh korban kasus kekerasan seksual, tetapi perempuan lain juga dapat merasakan pengaruh kesehatan mental. Karena perempuan lain yang tidak mengalami, namun mengetahui kejadian-kejadian kekerasan seksual tersebut bisa merasa takut atau cemas berlebihan jika mereka memikirkan akan mengalami hal yang sama. Upaya untuk menanggulangi kesehatan mental perempuan, adalah dengan melakukan edukasi kepada masyarakat. Mulai dari pencegahan, dan bagaimana cara melindungi diri sendiri.
Menurut salah seorang psikolog Amanda Angela S.Psi, M.Si, upaya untuk menanggulangi kesehetan mental diri sendiri adalah “Kita sebagai perempuan perlu punya self love, bahwa kita sebagai perempuan pun berhak untuk mengejar apa yang kita inginkan. Sehingga kedepannya kita lebih bagus dan tidak cepat goyah ketika ada orang lain yang menyerang kita karena kita sudah merasa cukup dengan diri kita sendiri”.
Masing-masing perempuan memiliki kekuatan dan nilainya sendiri. Maka tunjukkan kekuatan itu, agar pemikiran yang menganggap wanita adalah makhluk lemah bisa lekas sirna dari dunia kita.