Kami Bukan Pemuda Lemah

  • Bagikan
Kimberly Pinky Syalomita (foto ist)

Penulis : Kimberly Pinky Syalomita 

(Mahasiswi Universitas Sam Ratulangi, Juara III dalam Lomba Karya Tulis dengan Tema “Kepemudaan” yang diselenggarakan Pers Mahasiswa Acta Diurna Fispol Unsrat)

Pemuda adalah individu yang apabila dilihat secara fisik sedang mengalami perkembangan serta secara psikis tengah mengalami perkembangan emosional, sehingga membuat pemuda menjadi sumber daya manusia bagi pembangunan baik di saat ini maupun dimasa yang akan datang. Hal ini menjadikan pemuda sebagai calon dari generasi penerus yang akan menggantikan generasi sebelumnya. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 Tentang Kepemudaan di pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa “Pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 (enam belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun.”. Secara internasional menurut World Health Organization (WHO), pemuda atau yang disebut sebagai young people memiliki rentang usia dari 10-24 tahun, sedangkan yang berada di usia 10-19 disebut dengan adolescent atau remaja. Sementara International Youth Year yang diselenggarakan pada tahun 1985, mendefinisikan bahwa pemuda adalah individu yang berada di rentang usia 15-24 tahun.

Stigma Negatif Dikalangan Pemuda

Dewasa ini, pemuda sering sekali mendapatkan stigma, pandangan, ataupun stereotip yang negatif dari generasi sebelumnya. Tak jarang dari para pemuda ini sering diremehkan dan segala perbuatan dari mereka dianggap salah. Namun generasi sebelumnya mengharapkan generasi pemuda sebagai penerus mereka. Apakah hal ini terasa adil bagi kami sebagai para pemuda? Kami sering dibilang mempunyai mental kerupuk yang dibiarkan diluar langsung melempem, melakukan kesalahan kecil langsung dicap tidak becus dalam melakukan sesuatu dan dianggap payah serta tidak berkompeten. Bukankah membuat kesalahan saat belajar adalah hal yang wajar dan lumrah untuk dilakukan oleh semua orang? Generasi sebelumnya sering menganggap bahwa kami hanya ingin cara yang instan saja karena kami ini ‘malas’ untuk berproses, merasa bahwa cara kami selalu saja salah. Seringkali kami dianggap mempunyai mental yang lemah, tidak tahan banting, pemalas, dan masih banyak sekali stigma negatif yang melekat erat dengan kami para pemuda. Namun, setelah menerima semua hal itu generasi sebelumnya masih mengharapkan kami para pemuda untuk menjadi penerus mereka. Mereka menganggap hal-hal yang mereka lakukan adalah demi kebaikan kami, agar kami menjadi lebih kuat, mereka menormalisasikan hal itu terjadi kepada kami.

Contoh sederhananya yaitu perpeloncoan yang masih saja terjadi, senior melakukannya dengan alasan agar para juniornya menjadi lebih kuat dan dan mempunyai mental yang tangguh. Pada kenyataannya mereka hanya ingin menunjukkan kepada para juniornya bahwa merekalah yang berkuasa, merekalah yang paling benar. Dengan kata ciri khas mereka kami dulu lebih parah dari kalian atau ini masih belum seberapa dari yang kami rasain dulu.

Mengapa Selalu Bandingkan Pemuda Masa Kini Dengan

Pemuda Di Masa Lampau?

‘Dulu pas saya masih muda saya itu…’ Sudah seberapa seringkah kita mendengar ucapan seperti ini atau yang hampir sama seperti ini? Rasanya sudah banyak sekali sampai tidak terhitung dengan jari. Saat kita mendengar perkataan tersebut keluar, apa yang kita rasakan? Termotivasi dan bersemangat untuk mengubah diri menjadi lebih baik lagi, atau malah merasa merana dan menjadi sesak karena berpikir bahwa kalian ini telah gagal dan merasa tak berguna. Seperti yang kita ketahui pemuda di masa lalu juga melakukan banyak hal yang membawa perubahan dan membawa dampak yang sepadan untuk tercatat di buku sejarah, salah satunya adalah Sumpah Pemuda yang dideklarasikan pada tanggal 28 Oktober 1928. Peristiwa ini juga membuktikan bahwa pemuda dapat memberikan gebrakan perubahan terhadap hal-hal yang sudah terkesan kuno dan kolot.

Meskipun begitu, bukan berarti pemuda zaman sekarang juga tidak membawa atau memberikan perubahan apapun. Generasi pemuda saat ini juga memiliki kemampuan untuk membawa perubahan yang lebih baik, seperti saat ini sudah banyak hal yang dilakukan oleh pemuda.

Jika dijabarkan, terdapat banyak sekali perubahan yang telah dilakukan oleh pemuda seperti meningkatkan kesadaran tentang kesehatan mental, melek terhadap politik, meningkatkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah, menciptakan lapangan pekerjaan dengan ide yang kreatif, dan masih banyak lagi.

Pemuda Sebagai Calon Penerus

Seperti kata Ir. Soekarno yang mengatakan “Beri aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia.” bisa terlihat betapa pemuda memiliki peran yang sangat besar sehingga mampu untuk ‘mengguncang dunia’,

Jika tidak ada pemuda sebagai penerus, tentu saja hal-hal atau perbuatan yang telah diusahakan sebelumnya akan hilang begitu saja karena tidak ada yang menjadi penerus. Pemuda menjadi sebuah komponen yang sangat penting dalam menuju ke peradaban yang lebih baik lagi, apabila kualitas dari para pemuda tidak baik maka tentu saja kita sudah dapat melihat suatu kehancuran yang akan terjadi kedepannya. Namun, apabila para pemuda mempunyai kualitas atau value dalam dirinya niscaya akan ada masa depan yang cerah dalam segala hal.

Pemuda memiliki fisik yang kuat serta tingkat kreativitas yang tinggi, hal ini akan sangat berguna karena pemuda diharapkan dapat menjadi penerus dari para generasi terdahulu.

Terdapat beberapa peran yang dimiliki oleh pemuda yaitu sebagai berikut:

1.      Agent of Change

Peran pemuda sebagai generasi penerus yang pertama dapat dilihat dari peran pemuda sebagai agent of change atau agen dari perubahan. Artinya bahwa pemuda sebenarnya memiliki peranan yang penting untuk menjadi pusat dari suatu kemajuan itu sendiri. Dalam hal ini dapat dilakukan melalui pengadaan perubahan-perubahan dalam lingkungan masyarakat, menuju kepada arah yang lebih baik lagi pada masa yang akan datang. Hal ini juga yang menjadi alasan mengapa terdapat pernyataan seperti peran pemuda sebagai generasi penerus, karena yang menentukan kemajuan di masa depan yaitu para generasi mudanya melalui keberhasilan perubahan-perubahan positif yang dapat mereka lakukan. Memang terdapat berbagai macam tantangan pastinya yang akan dihadapi atau dialami oleh para pemuda, tetapi seperti kata pepatah yang mengatakan “bersatu kita teguh bercerai kita runtuh”.

Di mana segala tantangan yang ada akan dapat dihadapi jika perbedaan-perbedaan yang ada dapat dihadapi dengan positif dan dilakukan secara bersama-sama. Seperti melalui upaya saling memotivasi dan mendorong adanya kemajuan pada masyarakat. Salah satu kunci agar dapat sukses menjadi agent of change pastinya adalah keyakinan yang dimiliki oleh para pemuda.

2.      Agent of Development

Selain menjadi agen perubahan, peran pemuda juga sebagai agent of development atau agen dari pembangunan sebagai penerus bangsa. Artinya bahwa para pemuda memiliki peran dan tanggung jawab dalam upaya melancarkan atau melaksanakan berbagai macam pembangunan di berbagai macam bidang, baik pembangunan nasional maupun pembangunan di daerah.

Bahkan agen pembangunan disini bukan hanya sebatas pembangunan fisik maupun non fisik secara nasional dan daerah saja, tetapi juga menyangkut mengenai kemampuan pengembangan potensi generasi muda lainnya. Artinya adalah diperlukan adanya upaya bagaimana potensi dan produktivitas yang ada di diri para generasi muda dapat dikembangkan secara bersama demi mencapai tujuan pembangunan di masa sekarang maupun di masa yang akan datang.

3.      Agent of Modernizations

Peran yang selanjutnya adalah menjadi agent of modernization atau agen dari pembaharuan. Artinya bahwa para pemuda wajib memiliki kemampuan dalam menganalisa perubahan zaman yang pastinya memberi pengaruh besar pada bangsa Indonesia, sehingga mereka dapat memilih mana yang memang perlu untuk dirubah dan juga mana yang seharusnya dipertahankan.

  1. Membangun Pendidikan

Pendidikan merupakan suatu pondasi dari berbagai peranan diatas, tanpa adanya pendidikan yang kuat maka para pemuda tentu saja akan merasakan kesusahan dalam menjalankan peran mereka sebagai generasi penerus bangsa Indonesia. Oleh sebab itu, wajib berpendidikan juga penting untuk ditanamkan pada generasi muda. Beberapa peran pemuda dalam membangun pendidikan juga dapat dilihat dari adanya banyak tenaga pendidik yang masih tergolong muda dan memiliki semangat dalam memberikan pendidikan yang bermutu pada generasi penerusnya. Belum lagi banyak pula kegiatan-kegiatan pemuda yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan terutama pada daerah-daerah terpencil. Kondisi tersebut juga sudah termasuk dalam upaya bagi para pemuda sebagai generasi penerus dalam usahanya membangun pendidikan yang lebih baik lagi dari masa-masa sebelumnya.

  1. Mempunyai Semangat Juang yang Tinggi

Peran pemuda sebagai generasi penerus bangsa yang terakhir adalah tertanamnya jiwa semangat perjuangan yang tinggi pada generasi muda baik pada masa sekarang maupun pada masa terdahulu. Hal yang dapat dilakukan adalah seperti selalu berusaha sebaik mungkin untuk dapat mencapai prestasi yang membanggakan, menghilangkan jiwa mudah menyerah, dan lain sebagainya. Terlebih lagi semangat pemuda dalam usahanya mencapai tujuan dari pembangunan, seperti dengan menyampaikan ide-ide pembangunan yang baru maupun keinginan untuk terjun langsung ke dalamnya. Walaupun kegagalan sering dialami oleh para pemuda, tetapi perlu diingat kembali untuk tidak mudah menyerah karena sebenarnya kegagalan merupakan sebuah awal dari kebangkitan dan juga kesuksesan

  • Bagikan