Perempuan Dalam Bingkai : Bagaimana Paras Menjadi Tolak Ukur Atas Attitude

  • Bagikan
Twinsky Monica (foto ist)

Penulis: Twinsky Monica

Sekarang ini hampir seluruh orang mempercayai bahwa dapat dikatakan cantik jika memiliki tubuh yang indah, langsing, tinggi, berwajah mulus dan berkulit putih nan menawan. Istilah good looking kerap kali digunakan untuk melabeli seorang perempuan yang memiliki fisik menarik dan enak dipandang mata.

Tidak bisa kita pungkiri, paras yang cantik sering menjadi tolak ukur seorang perempuan untuk mendorong diri mereka terus menerus melakukan apapun demi menghasilkan paras yang cantik tanpa memikirkan bahwa sikap dan perilaku juga menjadi hal yang penting untuk kita perhatikan. Stigma demikian sering muncul akibat persaingan, baik dunia nyata maupun dunia maya.

Tidak sedikit biasanya saya jumpai hal demikian di kalangan anak muda yang bisanya hanya mengedepankan gaya hidup mereka sedangkan attitude di nomor belakang kan yang sebenarnya dimana attitude itu sendiri adalah sikap dan perilaku yang anda tunjukan sehari-hari. Cara berbicara, bertindak, memperlakukan orang lain, semua itu adalah cerminan dari apa yang anda pikirkan. Percaya tidak percaya, attitude anda dapat mempengaruhi kesuksesan anda kedepannya.

Pentingnya perempuan mempunyai good attitude dari pada good looking yaitu karena pada dasarnya, kesuksesan dapat diraih dengan mengasah tiga hal berikut ini: skill (keterampilan), knowledge (pengetahuan),dan attitude (sikap). Skill dan knowledge merupakan komponen yang dapat anda kembangkan dengan banyak membaca, banyak belajar, dan praktik. Tetapi, attitude adalah komponen yang paling penting dalam membentuk karakter anda.

Memang tidak ada salahnya jika kita ingin merawat dan mempercantik tubuh kita, silahkan saja. Akan tetapi setidaknya harus memiliki keseimbangan, antara cantik paras dan cantik perilaku.

Sedikit dari hal-hal yang menurut saya yang menggambarkan seorang perempuan itu dinilai bad attitude atau memiliki attitude yang buruk diantaranya adalah tidak menghargai lawan bicaranya, entah tua ataupun muda. Kemudian jika diberi tanggung jawab tidak dilakukan dengan totalitas, ragu atau cenderung ke gengsi dalam meminta maaf jika berbuat salah. Ditambah lagi sering kita dengar jaman sekarang ada bahasa “Perempuan Selalu Benar” itu keliru karena yang namanya salah ya tetap salah tidak ada kompromi. Dan yang terakhir yaitu seorang perempuan yang tidak menjaga lisannya saat berbicara dengan orang lain.

Sebagai perempuan yang cerdas dan bijaksana, saya menyarankan untuk menghindari hal-hal di atas. Mari, sembari kita merawat tubuh kita, belajar lah untuk menjadi perempuan yang berkelas yang dikagumi orang banyak bukan karena paras. Karena paras yang cantik tidak ada gunanya jika attitude buruk.*

  • Bagikan