Penulis : Michelle Jacob
Wanita yang sejatinya selalu di anggap rendah dimata masyarakat dan keberadaannya tidak di anggap, sejatinya pada masa sebelum reformasi kaum wanita memiliki status sosial lebih rendah dari laki laki. Mereka tidak diijinkan belajar dan tidak bisa melakukan suatu kegiatan tanpa seijin suami/keluarga. tugas wanita hanya melahirkan anak, melayani suami dan mengurus keluarga, bahkan di sebagian keluarga berpendapat bahwa memiliki anak peremuan adalah suatu kesialan dalam keluarga dimana kaum lelaki memiliki posisi tertinggi dan wanita berada di terendah.Muncul begitu banyak polemik yang terjadi sampai berhasil menjadi dasar semangat kaum wanita untuk berubah dan keluar dari ruang gelap menatap indahnya terang.
KARTINI nama yang tidak asing lagi ditelinga kita beliau merupakan sosok inspiratif kaum wanita untuk bangkit dari keterpurukan dan berani maju menatap masa depan. Sampai saat ini semangat KARTINI lah yang menjadi pendorong dan sumber motivasi bagi wanita untuk maju. Namun paradigma di masyarakat masih tidak bisa menerima perubahan dari kaum wanita, jangankan era reformasi bahkan saat ini di masa majunya teknologi tidak sedikit terlihat paradigma paradigma yang ada di masyarakat yang masih memposisikan wanita berada diposisi terendah. Namun, ini tidak mampu mematahkan semangat wanita untuk terus maju.
Penghalang wanita berkembang bukan hanya terlihat dari paradigma status sosial dalam masyarakat namun dalam lingkungan keluarga juga menjadi factor pengaruh kesadaran diri wanita untuk maju. Kenapa saya katakan begitu? Karena banyak sampai saat ini orang tua yang terlalu berpegang pada aturan sosial dalam lingkup tempat tinggal untuk dijadikan alasan membatasi hak wanita serta membatasi mereka untuk berkembang manatap dunia. Bukan hanya begitu saja, adat turun temurun kerap terdengar kian kemari yang dijadikan alasan pembatasaan status / posisi wanita.
Lantas yang menjadi perhatian disini terkait kesetaraan gender? Apakah kesetaraan gender telah berhasil dirasakan oleh seluruh wanita? Apakah kesetaraan gender sudah ampuh melindungi wanita dari tindakah ketidak adilan? Apakah kesetaraan gender mampu melindungi wanita dari kekerasan verbal dan nonverbal? Banyak stigma masyarakat yang juga mempertanyakan hal ini karena nyatanya sampai hari ini masih banyak wanita yang belum mendapatkan apa yang seharusnya didapatnya.
Banyak jalan ditempuh para kaum wanita, jerih payah mereka berbuah, karena Walau belum merata namun nyatanya usaha usaha tersebut sudah mampu mengubah paradigma di masyarakat hal ini dibuktikan dengan mulai bermunculan pemimpin pemimpin wanita di Indonesia, Dapat dilihat dengan adanya kuota 30% untuk pengurus parpol dan pencalonan anggota legislatif, berhasil menjadi bukti bahwa eksistenti kepemimpinan wanita di Indonesia tak terhindar dari peningkatan signifikat. Dengan dasar didorongnya keinginan almiah dari dalam diri wanita agar mendapat perlakukan yang proposional menjadi suatu implikasi terstimulusnya kaum wanita bangkit untuk bersaing dengan kaum lelaki guna memperebutkan kursi kepemimpinan. Eksistensi pemimpin wanita yang sangat pesat mampu membuktikan bahwa paradigma status sosial wanita telah hampir dihilangkan dari dalam masyarakat, bukan hanya melahirkan pemimpin yang hebat kaum wanita juga mulai bereksistensi dalam jajaran bidang seperti pengusaha, selebrity, ilmuan dan masih banyak lagi.
bukan hanya masyarakat yang perlu mengubah paradigmanya namun kita sebagai kaum wanita juga harus berusaha mengeluarkan dirinya dari lorong gelap, bukan hanya berdiam diri tanpa arah. Wanita harus mengaktualisasikan diri untuk berkembang, pemberdayaan dan pendidikan harus diterima, jangan sampai paradigma masyarakat berhasil menjadi senjata untuk kembali menurunnya eksistensi kepemimpinan wanita di Indonesia.
Masyarakat bisa berargument negative tentang wanita namun, kita kaum wanita harus terus memancarkan aura positif dikala melesatnya pertumbuhan eksistensi kaum wanita dalam bermasyarakat, posisi yang mulai disamaratakan bukan berarti kita bisa bernafas lega karena tujuan kaum wanita belum benar benar di dapatkan.*