Sukses Gelar Focus Group Disscusion, Liando: Pemilih Milenial Punya Peran Yang Besar

  • Bagikan
Ferry Daud Liando (foto ist)

actadiurna.id – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia bekerja sama dengan Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) sukses menggelar Focus Group Disscusion, Kamis (29/12/2022).

Kegiatan ini bertajuk “Perspektif Pemilih Muda Sulut Terhadap Pemilu (Upaya Mencari Metode Sosialisasi Bagi Pemilih Muda).”

Ferry Daud Liando Saat diwawancarai oleh Acta Diurna menjelaskan ada 5 jenis karakter pemilih yaitu, pemilih sosiologis, pemilih pragamatis, pemilih apatis, pemilih psikologis, dan pemilih politis.

“Pemilih sosiologis akan memilih calon atas dasar kesamaan keyakinan agama, kesamaan etnik atau relasi genetik,” ujar Ferry.

Pemilih kedua yaitu pragmatis berkaitan dengan faktor imbalan atau money politics.

“Pemilihan pragmatis merupakan pemilih yang dipengaruhi oleh faktor imbalan yang berasal dari calon seperti money politic atau hadiah lain,” ungkapnya

Jenis ketiga yaitu pemilih apatis adalah pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya karena ketidakpercayaan terhadap calon penyelenggara pemilu ataupun sistem, jenis pemilih ini sama dengan golput.

Selanjutnya pemilih psikologis adalah pemilih yang dipengaruhi oleh bentuk fisik calon. Kegantengan dan kecantikan, kewibawaan dan ketokohan calon.

Jenis terakhir yaitu Pemilih politis adalah pemilih yang cenderung idiologis, Memilih calon karena alasan yang rasioanal seperti ketertarikan terhdap visi dan janji-janji calon. Kepentingan politik calon dengan kepentingan pemilih itu sama.

Menurut Liando pemilih milenial masih cenderung bertipe pemilih sosiologis yang berkaitan dengan kesamaan agama, etnik, dan genetik serta pemilih psikologis yang dipengaruhi oleh bentuk fisik calon.

“Sebagian pemilih milenial masih cenderung bertipe pemilih sosiologis dan psikologis. Masifnya media massa mengabarkan calon-calon tertentu sangat mudah mempengaruhi pilihan milenial,” tambahnya.

Selain itu, Kepada Acta diurna Liando juga menjelaskan metode yang tepat untuk sosialisi bagi pemilih muda terhadap pemilu melalui media sosial dan tutorial yang dinilai lebih efektif dibandingkan dengan metode konvensional ataupun tradisional.

“Metode yang tepat adalah melalui media sosial dan tutorial. Metode sosialisasi yang sifatnya konfensional dan tradisional ternyata tidak efektif mempengaruhi pemilih milenial,” Jelasnya.

Tujuan bernegara mencapai kesejahteraan masyarakat. Maka itu, diperlukan aktor penyelenggara yang mapan, jujur, dan berkualitas serta aktor-aktor yang memiliki kecakapan didapat dari pemilu yang berkualitas.

“Tujuan bernegara adalah untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Untuk mewujudkan tujuan itu memerlukan aktor-aktor penyelenggara yang mapan, jujur dan berkualitas. Kualitas pemilu akan sangat menentukan apakah aktor-aktor yang akan terpililih itu memiliki kecakapan atau tidak,” pungkas Liando

Pemilih milenial berperan penting dalam menentukan lahirnya pemilu yang berkualitas, semakin banyak pemilih yang baik maka akan melahirkan banyak pemimpin yang sesuai.

“Pemilih milenial memiliki peran yg sangat besar dalam menentukan lahirnya pemilu berkualitas. Pemimpin yg baik selalu berasal dari pemilih yang baik. Semakin banyak pemilih yang baik maka akan melahirkan banyak pemimpin-pemimpin yang baik,” tutup Liando.

 

Reporter : Adhitya Nurfitri

Redaktur : Meiling Siape

  • Bagikan