Pentingnya Manajemen Keuangan dalam Suatu Organisasi Gereja

  • Bagikan
Crivil J. Kapoh (foto ist)

Penulis : Crivil J. Kapoh

Manajemen adalah sebagai usaha dan cara dalam pemanfaatan sumber daya manusia, agar tujuan yang telah di rencanakan gereja tercapai. Pengelolaan dana persembahan gereja sangat penting. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui persembahan yang diberikan jemaat sebagai suatu ungkapan syukur dari jemaat, dikelola oleh gereja untuk hal-hal apa.  Persembahan yang diberikan jemaat menjadi sumber daya bagi gereja, untuk menunjang kesejahteraan gereja. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif,  yang dilakukan di GMIM Bethesda Lemoh

Management is an effort and means of utilizing human resources, so that the goals that have been planned by the church are achieved. The management of church offering funds is very important. This research was conducted to determine the offerings given by the congregation as an expression of gratitude from the congregation, managed by the church for what reasons. The offerings given by the congregation are a resource for the church to support the welfare of the church. This research uses a qualitative approach, which was conducted at GMIM Bethesda Lemoh.

Di zaman yang semakin maju ini, perkembangan dunia hari berganti harinya terus meningkat yang memacu kita untuk juga meningkatkan ilmu pengetahuan dan keahlian yang kita miliki agar tidak tertinggal dengan zaman. Di samping itu juga kemudahan mengetahui situasi sana-sini yang hanya perlu beberapa ketikan kita bisa melihat dunia. Itulah perkembangan dunia yang semakin maju yang didalamnya ilmu teknologi dan komunikasi berperan penting.

Bukan cuma dari segi dunia yang semakin maju, tetapi dalam lingkup terkecil baik dalam lingkup masyarakat maupun dalam lingkup gereja dalam hal ini sebuah jemaat. Tidak bisa dielakan bahwa dalam lingkup masyarakat dan gerejapun banyak terjadi perubahan dan perkembangan dari zaman ke zaman. Pada penulisan kali ini kami kelompok menyoroti perkembangan yang ada dalam lingkup terkecil tadi lebih khususnya dalam gereja. Seperti yang sudah dipaparkan tadi, perkembangan dalam gerejapun banyak terjadi setiap bulan/tahunnya. Tetapi perkembangan yang ada dalam gereja ini juga tidak perna lepas dari yang namanya uang. Dalam artikel ini, kelompok hendak melihat bagaimana pengelolahaan atau pembagian keuangan dalam gereja yang lebih jelasnya keuangan yang diambil dari persembahan, karena kelompok merasa bahwa hal tersebut merupakan aspek yang penting diketahui agar tidak ada yang menyimpang, baik dari segi pemeggang dana mapupun jemaat.

Di sadari bahwa gereja bukan hanya sebuah tempat untuk pembangunan iman seseorang, tetapi gereja juga berkembang menjadi suatu sistem. sistem menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sistem adalah perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas. Dari sini kita bisa melihat bahwa dalam lingkup gerejapun ada suatu perangkat yang teratur yang tidak perna bisa lepas untuk mengapai suatu keberhasilan dalam pelayanannya. Untuk mengembangkan gereja tidak hanya dipelopori oleh oleh subjek tetapi subjek dan objek harus bekerja sama. Inipun seperti yang terdapat dalam surat 1 Korintus 12:12-31 dimana menjelaskan bahwa satu anggota tubuh tidak bisa menganggap yang lain tidak berguna sedangkan tanpa anggota yang lain maka tubuh seseorang tidak bisa bekerja secara maksimal. Di sini, gereja sebagai sebuah sistem juga menjalankan fungsinya secara dinamis. Artinya bahwa kinerja sistem tidaklah bersifat mekanik melainkan organik. Maksudnya disini gereja sudah mengenal apa yang namanya pembagian kerja. Dan dipembagian kerja inilah maka semua pekerjaan di gereja diatur oleh masing-masing orang, atau yang disebut dengan struktur, yang didalamnya juga mengatur keuangan gereja. Dan seperti yang dikatakan tadi bahwa uang merupakan aspek terpenting, baik dalam lingkungan masyarakat terlebih khusus dalam lingkup gereja. Di sinilah seorang yang kita sebut bendahara dalam sebuah struktur berperan. Seorang bendahara yang ada dalam gereja tersebut berperan menata atau mengatur serta mengelolah keuangan gereja. Dia bisa mengaturnya baik dari segi pengeluaran maupun pemasukan keuangan gereja. Sumber daya yang tidak lazim dalam gereja yaitu dana/uang. Untuk pembangunan gereja, untuk segala alat /infentaris gereja, untuk pelayanan tentunya diambil dalam kas jemaat tersebut, dimana ini diisi salah satunya lewat persembahan. Dari sini kita bisa melihat bahwa tanpa persembahan atau lebih spesifiknya tanpa uang gereja juga tidak bisa berkembang. Benar yabg dikatakan oleh George Simmel, bahwa Uang memiliki kemampuan untuk mentransformasikan dan mengubah dunia sosial pada dunia aritmatik dan sebagai sarana reifikasi paling murni. Kita garis bawahi soal uang yang dapat mengubah dunia, dan benar saja dengan uang segala sesuatu bisa diubah, kurang lebih bisa terjadi.

Maka dari permasalahan tadi, dimana kelompok melihat bahwa dana/uang dalam gereja ini sangat berperan penting yang didalamnya dana ini disponsori oleh persembahan. Maka kelompok ingin melakukan penelitian tentang “Pentinganya Pengelolaan Keuangan Dalam Gereja” karena tanpa pengelolaan yang baik dan benar serta bertanggung jawab, maka dana/uang persembahan tidak akan tersalurkan. Di dalamnya kami juga menyelipkan wawancara yang dilakukan terhadap “Bendahara” jemaat untuk mengetahui dana/uang dalam gereja ini disalurkan pada aspek-aspek apa saja, dan benar saja dana/uang yang diambil dalam persembahan dibagi-bagi untuk keperluan atau pengeluaran tertentu baik untuk kepentingan gereja maupun jemaat. Dan untuk lebih lengkapnya kelompok memaparkan dalam artikel ini.

Menurut ahli Bogdan dan Taylor mengenai penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Metode ini berbeda dengan metode kuantitatif. Di mana metode kuantitatif dan kualitatif memiliki pendekatan yang berbeda meski saling melengkapi. Area masalah yang dikaji akan menentukan tipe pendekatan penelitian yang akan dilakukan. Burns dan Grove dalam Danim (2002) mengatakan bahwa fokus penelitian kualitatif dimaksudkan untuk memproduksi ilmu-ilmu lunak yang esensinya sebagai suatu metode pemahaman atas suatu keunikan dan dinamika lingkungan, sehingga penelitian kualitatif ini bersifat luas dan kompleks. Penelitian kualitatif percaya (Truth) adalah dinamis. Peneliti kualititatif bermaksud untuk memberi makna fenomena dan secara holistik harus memerankan dirinya secara aktif dlm keseluruahn proses studi.

Berbeda dengan penelitian kuantitatif, para peneliti kualitatif mencari makna, pemahaman, pengertian, verstehen tentang suatu fenomena, kejadian, maupun kehidupan manusia dengan terlibat langsung dan/ atau tidak langsung dalam setting  yang di teliti, kontekstual, dan menyeluruh. Peneliti bukan mengumpulkan data sekali jadi atau sekaligus dan kemudian mengolahnya, melainkan tahap demi tahap dan makna disimpulkan selama proses berlangsung dari awal sampai akhir kegiatan, bersifat naratif, dan holistik.

Di dalam penelitian kualitatif peneliti menjadi instrument penelitian, karena penelitilah yang melakukan observasi, yang membuat catatan ketika melakukan wawancara atau menemukan hal-hal penting lainnya, dan pastinya penelitilah yang melakukan wawancara itu, untuk mendapatkan informasi yang baik dan benar. Sedangkan alat-alat lainnya, peneliti menggunakan handphone untuk dapat merekam informasi yang di dapatkan, digunakan juga alat tulis. Di sini Burhan memberi penjelasan mengenai instrumen penelitian dipakai pada pengumpulan data dan pada instrumen penelitian yang lain seperti, wawancara, observasi, dokumentasi, dan sebagainya.

Gereja merupakan tempat bagi umat Kristen untuk dapat membentuk suatu persekutuan antar Allah dengan umat yang percaya kepada-Nya. Jika kita melihat lebih dalam mengenai arti kata dari gereja, gereja di artikan sebagai gedung tetapi ada juga yang mengartikan gereja ini ialah orang-orang yang percaya kepada Tuhan.

Melihat arti kata gereja ini, Istilah gereja dalam bahasa Yunani adalah ekklesia yang berarti dipanggil keluar, persekutuan orang yang dipanggil keluar oleh Allah. Dalam bahasa Portugis, yaitu igreja, yang artinya kumpulan, pertemuan atau rapat. Kata ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu menjadi kata gereja dan dalam bahasa Inggris diterjemahkan sebagai church. Dari penjelasan ini, berarti secara etimologisnya gereja diartikan sebagai suatu perkumpulan atau pertemuan dari orang-orang yang percaya kepada Yesus.

Istilah “manajemen” berasal dari kata dalam bahasa Inggris, management. Adapun asal kata aslinya adalah to manage  yang berarti “mengelola”. Manajemen gereja akan berfungsi untuk dapat mengelola gereja untuk dapat mencapai suatu tujuan gereja yang lebih baik.

Manajemen dapat dikatakan sebagai seni. Dalam suatu ilustrasi tentang tataran pengambilan keputusan, keputusan yang diamil sering kali bervariasi meskipun mereka diberikan data dan informasi yang sama. Oleh karena itu, manajemen juga merupakan seni, yaitu seni pengambilan keputusan, seni pengelolaan sumber daya manusia (SDM), seni pemasan, dsb. Menurut James A. F Stoner (1992) menyatakan Manajemen adalah “The process of planning, organizing, leading, and controlling the wor of organization members and of using all available organizational resources to reach stated organizational goals”. Proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin, dan mengendalikan pekerjaan anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi yang tersedia untuk mencapai tujuan organisasi yang dinyatakan. Menurut George Terry, pengertian manajemen dapat juga dimengerti sebagai proses untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Caranya ialah dengan melakukan empat fungsi utama. Empat fungsi utama ini ialah sebagai berikut;

  1. Perencanaan (planning)

Dalam perencanaan ini menjadi suatu hal yang penting untuk dapat mengelola gereja supaya menjadi baik. Dalam melakukan perencanaan harus diupayakan semaksimal mungkin yang dapat juga diarahkan oleh pemimpin dalam suatu organisasi gereja. Partisipasi dari pemimpin dan anggotanya sangat diperlukan, karena perencanaan adalah suatu hal yang disengaja yang tentunya memerlukan pengetahuan bahkan pengalaman baik dari pemimpinnya atau juga anggotanya. Jika pemimpin dan anggotanya berkerja sama dalam perencanaan ini maka tujuan dari gereja untuk melakukan suatu hal tertentu dapat terlaksana dengan baik. Tetapi jika keduanya tidak saling membantu maka untuk mencapai suatu tujuan gereja akan sangat sulit, apalagi pada bagian perencanaan ini.

  1. Pengorganisasian (organizing)

Pengorganisasian merupakan lanjutan dari perencanaan. Dalam pengorganisasian akan diberikan pembagian-pembagian tugas atau kerja bagi anggota-anggota organisasi, juga mengenai pelaksanaan yang akan dilakukan diberikan dan dijelaskan kepada setiap anggota.

  1. Pelaksanaan (actuating)

Mengenai pelaksanaan itu berarti setiap anggota dan pemimpinnya langsung berupaya untuk melaksanakan atau menjalankan apa yang akan dilakukan oleh organisasi tersebut. Pentingnya pemimpin dalam menggerakkan anggotanya juga berlaku dalam hal ini. Pemimpin dalam organisasi harus mampu untuk mempengaruhi dan mendorong anggotanya untuk turut serta melakukan pergerakkan dalam mencapai suatu tujuan dalam organisasi tersebut.

  1. Pengawasan (controlling)

Setelah memahami perencanaan, pengorganisasian sampai pada pelaksanaan, maka di sini akan dilakukan pengendalian atau pengawasan, supaya tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan dalam menjalankan tujuan organisasi. Jika ada hambatan atau hal apapun yang terjadi sudah dapat diawasi dan juga dapat ditangani.

Upaya dari setiap orang yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang lebih, dapat dikembangkan dalam mencapai tujuan dari suatu hal yang akan dijalankan. Pengetahuan dan pengalaman ini dapat menopang proses untuk mencapai tujuan tersebut, sehingga dalam melakukannya harus semaksimal mungkin, digunakan sebaik mungkin dan di upayakan agar dapat mendukung untuk pencapaian tujuan. Dari beberapa pengertian manajemen dapat disimpulkan bahwa manajemen gereja ini merupakan suatu proses atau cara yang dapat membantu terjalannya suatu pelayanan atau kegiatan dalam gereja, yang tentunya pelayanan atau kegiatan ini bisa terjalankan dengan baik jika dapat memanfaatkan pengetahuan dan pengalaman setiap orang dalam menjalankan suatu pelayanan atau kegiatan gereja.

PENGURUS DALAM  MANAGEMEN GEREJA

Dalam mengelola dan menjalankan fungsi-fungsi yang ada, diperlukan pengurus disetiap organisasi dalam managemen gereja. Yang di mana dalam organisasi itu dipimpin oleh seseorang dan juga ada anggota-anggota yang dipilih untuk memegang jabatan penting dalam organisasi itu.  Setiap orang yang telah dipercayakan untuk mengelola dan menugursmanagemen dalam gereja harus berperan aktif dalam mengelola kepentinga-kepentingan yang diperlukan oleh gereja dalam pelayanan yang akan dilakukan. Setiap pengurus-pengurus organisasi ini memiliki tugas dan  tanggung jawabnya masing-masing dalam mengelola managemen gereja.

  1. Pendeta

Pendeta bertugas sebagai pelayanan Firman dan juga berperan sebagai penilik atau yang juga mengawasi. Pendeta yang bertugas sebagai pelayanan Firman yang juga melakukan tugas sebagai fungsi pastoral. Fungsi pastoral itu sudah termasuk dalam memimpin kebaktian, berkhotbah, melayani sakramen, melayani kelompok dan individu-individu serta mewakili jemaat untuk gereja dan dunia. Pendeta juga memiliki tugas sebagai penilik atau mengawasi berbagai aktivitas orang lain yang juga melakukan sebaian fungsi pastoral. Sebagai pendeta, dalam pelayanan ketika bekerja dengan orang lain ia menjadi pemimpin rohani, dan ia menjadi pembimbing dan pelatih bagi orang yang membantunya.  Sehingga pendeta dalam hal ini memiliki tugas sebagai pemimpin dalam membina, melatih dan mengatur pekerjaan bagi rekan kerjanya. Tapi pendeta juga harus ikut membantu dan bekerjasama dalam setiap pekerjaan itu. Yang di mana pendeta bertanggung jawab akan segala hal di dalam gereja.   Pendeta juga beperan sebagai administratif atau administrator. Di mana, pada awal perkembangan jemaat pendeta dituntut untuk melaksanakan seluruh administrative gereja. Sehingga pendeta harus memiliki rekan kerja atau orang lain yang membantunya dalam kepemimpinan. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, ia harus merekrut dan membina serta mengawasi mereka. Peran administratif penting bagi seorang pendeta adalah mengembangkan hubungan antar-kelompok. Dimana mereka dipersiapkan dan juga bertanggung jawab atas sebagian besar kegiatan harian gereja. Di gereja-gereja besar, pendeta membiarkan jemaatnya melaksanakan banyak tugas kepemimpinan. Yang dimana, dalam kasus seperti itu seorang pendeta enjadi pemimpin administrative, dan pendeta yang lainnya melayani bidang-bidang yang berbeda dalam pelayanan pastoral. Pendeta yang mengurus administrasi lebih banyak berperan dibidang itu dan kurang dalam pelayanan sebagai pendeta.

Sebagai seorang pemimpin pendeta harus menjadi rekan kerja yang baik. sebagai seorang pemimpin yang mengatur dan memberihkan arahan pendeta harus memberikan perintah. Namun perintah yang disampaikan itu bertujuan untuk mendorang dan mempermudah rekan kerjanya untuk menerima dan melaksanakan perintah tersebut (H. Siagian, 1977:110). Dan keberhasiahsuatua perintah itu bergantung pada sistem kepemimpinan (leadership) yang ada pada organisasi. Sehingga keberhasilan itu bergantung pada pemimpin, Ia juga harus memerikan motivasi. pendeta sebagai pemimpin di dalam manajemen gereja, harus memimpin jemaat yang adalah domba-domba Allah, sehingga ia dapat menjadi teladan bagi domba-domba-Nya.

  1. Sekertaris

Dalam gereja pun dibutuhkan sekertaris gereja, karena peran seorang sekertaris ini dapat membat dalam pendeta, para guru, pegawai dan pemimpin gereja. Sekertaris dapat membantu setiap orang bekerja dengan cara yang jauh lebih baik dari pada bila mereka melakukan sendiri. Pekerjaan sekertaris adalah menyediakan pusat informasi. Kantor gereja adalah tempat mencari informasi mengenai kegiatan gereja. Sekertaris melayani sebagai resepsionis dan mempunyai informasi mengenai apa yang terjadi di dalam gereja, siapa yang mengerjakan tugas tertentu dan di mana suatu kegiatan dilaksanakan. Sekertaris juga menyediakan komunikasi tertulis, dalam kantor gereja menerima berbagai laporan, memo, surat, dokumen dan juga kiriman pos. Peran sekertaris di sini adalah meneruskan bahan-bahan tertulis tesebut kepada departemen atau indiidu yang dituju. Sekertaris juga mengelola dar dan arsip. Terakhir, sekertaris menghasilkan dan menyebarluaskn informasi tertulis. Sekertaris mengetik catatan, korespondensi, agenda, notulen rapat dan laporan-laporan. Dan ia juga menyusun bulletin gereja, pengumuman dan laporan. Sekertaris gereja juga memberikan jasa keuangan, ia mengelola dana kas kecil. Ia menerima uang masuk maupun uang keluar. Sekertaris sering kali mengurusi catatan keuangan untuk bendahara dan sekertaris bidang keuagnan. Sekertaris juga membuat laporan keuangan. Ia juga memproses faktur untuk ditandatangani bendahara dan pimpinan. Ia juga menyediakan informasi untuk para pemimpin gerej, juga mengatur jadwal penggunaan fasilitas gereja.

  1. Bendahara

Dalam mengelola segala keuangan gereja haruslah memiliki seseorang atau dua orang dalam mengelola perbendaharaan jemaat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) bendahara adalah penanggung jawab (pemegang) atau pengurus keuangan (yayasan, perkumpulan, dan sebagainya). Jadi dapat dilihat bahwa tugasa dan tanggung jawab yang mengurus keuagan utama (chieffinancialofficer) dalam gereja. Bendahara ini yang bertanggung jawab mengenai masuk dan keluarnya uang gereja.

Bendahara gereja yang mengelola uang gereja, karena beratnya tugas bendahara yang harus menangani semua uang yang diterima gereja dan semua departemen serta organisasinya. Sehingga ada beberapa gereja yang mengangkat beberapa bendahara khusus untuk setiap bagian-bagian atau proyek khusus untuk beberapa oraganisasi. Ketika sekertaris menerima uang dan membuat laporan serta memasukkannya ke dalam rekening gereja. Bendaharalah yang bertanggung jawab atas uang itu, serta pengeluaran-pengeluaranya. Sama halnya dengan bendahara-bendahara di kantor atau perusahaan-perusahaan lainnya, bendahara gereja pun yang memberikan gaji, pengeluaran-pengeluaran yang dibutuhkan oleh gereja. Namun, tugas dari bendahara tidak hanya menjaga uang gereja, setiap pengeluaran dan uang yang diterimanya harus dicatat, dan dijadikan sebagai laporan. Ia juga bertugas sebagai pengawas keuangan, agen pembeli maksudnya adalah  bendahara membantu para kepala departemen untuk menentukan rincian kebutuhan dan juga membantu menunuk penjual yang tepat, mengajukan pemesanan dan menerima pengiriman barang. Bendahara juga mengurus program asuransi dan mengangani komunikasi dan laporan-laporan keuangan.

 

SUMBER DAYA DALAM GEREJA

Gereja membutuhkan sumber daya atau dana dalam menjalankan tugas-tugas gereja, dan sumber daya yang diperlukan gereja tidak kecil. Gereja memperoleh dana tersebut melalui persembahan jemaat, sampul-sampul ucapan syukur, dsb. Sehingga orang-orang yang telah dipercayakan untuk mengelola dana itu sesuai dengan kebutuhan. Hal itu memunculkan pendapat pro dan kontra, sehinga ada usaha-usaha pencarian dana dari luar gereja. Alasan yang dipakai ialah langkah tersebut dianggap kurang kristiani. Mereka berpikir terlalu “ideal”, dan menganggapsebagai suatu “keharusan”, bahwa untuk melaksanakan tugas gereja “harus atau hanya” menggunakan dana dari jemaat, sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas berkat melimpah yang diterima. Ada juga yang tidak setuju dengan pencarian dana tambahan dari luar gereja adalah anggapan bahwa langkah tersebut merupakan bentuk dari tindakan mengutamakan uang, sehingga menimbulkan kekhawatiran munculnya sikap mendewakan uang. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa gereja membutuhkan dana yang besar, apalagi di zaman yang semakin modern. Gereja harus tetap mengikuti perubahan zaman, sehingga penyesuaian-penyesuaian dan kebutuhan itu membutuhkan dana.

Dalam hal ini pendeta bertugas untuk mengawasi penggunaan persembahan itu, sehingga persembahan yang telah dikumpulkan oleh jemaat dapat digunakan dengan baik. Sementara sekertaris juga bertugas untuk mencatat setiap jumlah dan pengeluaran-pengeluaran yang ada. Dana persembahan tersebut dikelola oleh bendahara, di mana ia yang bertanggung jawab untuk menyimpan setiap dana yang masuk untuk gereja.

Di dalam membenahi kehidupan gereja sebagai suatu organisasi keagamaan, tidak dapat mengelak urusan keuangan dan perbendaharaan gereja, sebab uang dan berebagaimataerilainggya telah menjadi bentuk pengungkapan iman jemaat kepada Tuhan yang adalah sumber berkat dan sebagai pemelihara, pemberian itu pun masuk dan juga keluar melalui gereja yang adalah sebagai “pintu”. Kristus yang adalah kepala gereja telah mempercayakan gereja untuk menatalayani kehidupan bergereja dan berjemaat, yang dimana umat menyelenggarakan ibadah yang dimana dalam ibadah itu ada pemberian persembahan, serta kegiatan-kegiatan gereja lainnya yang membutuhkan  pembiayaan.

Pemberian persembahan umat pada hakekatnya ialah untuk memuliakan Tuhan dan mengucap syukur atas penyelaamtan dan pemelihataan-Nya (Kej. 4:4-6; Kel. 20:24; Ul; 16:1-16; II Taw. 31:1-12; Neh. 12:44-47; Ams. 3:9-10; II Kor. 8-9; Mrk:41-44). Dan juga pengakuan Tuhan iman bahwa Tuhan adalah penyelamata, pemilik dan sumber hidup (Ul. 12:1-19; Ul. 26:1-11, 12-15; 17-7-16; Ibr. 9:11-15; 10:1-18; Mat. 22:21; Mrk. 12:17; Luk. 10:25; 21:1-14).

Dalam melakukan penelitian ini, sesuai dengan judul yang diambil oleh peneliti yaitu pengelolaan persembahan itu berarti berhubungan dengan bendahara. Sehingga peneliti mengambil bendahara jemaat GMIM Bethesda Lemoh sebagai sumber atau informan dari penelitian ini. Pada narasumber diberikan beberapa pertanyaan dan telah di jawab oleh narasumber dengan jelas yaitu sebagai berikut;

  1. Jumlah Persembahan Tiap Bulan

Peneliti memberikan pertanyaan tentang, kira-kira berapa persembahan yang terkumpul dalam jemaat tiap bulan. Kemudian narasumber menjawab; sebenarnya sulit untuk memastikan, karena tiap bulan, jumlah jemaat yang datang di gereja berbeda-beda. Misalnya bulan pertama yang datang hanya 200 orang, tetapi pada bulan selanjutnya hanya 100 orang. Tetapi bisa disimpulkan tiap bulannya persembahan dalam jemaat GMIM Bethesda Lemoh 10jt – 12jt dari 6 kolom dengan jumlah keluarga ada 117 keluarga.

  1. Pundi Persembahan

Pundi yang disediakan gereja tiap minggunya yaitu 2 pundi. Pundi persembahan ini di khususkan untuk pelayanan dan diakonia untuk orang-orang yang sakit, juga diakonia duka. Ada juga penambahan pundi persembahan pada tiap-tiap saat tertentu misalnya Puasa Diagonal. Pundi ini bisanya disediakan pada saat Jumat Agung dan Paskah. Pundi ini dikhususkan untuk orang-orang yang berkebutuhan misalnya janda, duda, keluarga yang ada dalam tahap kemiskinan/tidak berdaya/tidak beraktivitas lebih seperti jemaat lainnya.

  1. Rencana-rencana Pengelolaan

Selama ini jemaat GMIM Bethesda Lemoh sudah menjalankan pengelolaan persembahan dengan baik. Rencana-rencana yang dijalankan oleh gereja ini untuk mengelola persembahan ialah sentralisasi ke wilayah yang dilakukan tiap bulannya dan sentralisasi ke Sinode yang dilakukan tiap bulan. Juga ada beberapa rencana-rencana mengenai tunjangan Pdt, pelayan khusus, pegawai gereja (Kostor), guru agama dan vikaris jika ada.

  1. Kebutuhan Gereja

Persembahan ini juga dikelola untuk kebutuhan-kebutuhan gereja, misalnya pembangunan dan perbaikan gereja. Ada beberapa bagian gereja yang perlu diperbaiki misalnya atap gereja. Perbaikan juga dilakukan pada Paud TK gereja ini. Tetapi selain dari persembahan, kebutuhan gereja ini juga diambil dari pundi khusus untuk pembangunan atau kotak pembangunan dan juga diambil lewat aksi pengumpulan dana 5 menit (sebelum masa pandemi Covid-19) atau 3 menit (sesudah masa pandemi Covid-19).

Dari beberapa pertanyaan yang diberikan, pengelolaan persembahan di GMIM Bethesda Lemoh sudah terjalankan dengan baik, misalnya pembangunan dan perbaikan gereja, diakonia-diakonia yang diberikan kepada jemaat yang memang membutuhkan, tunjangan-tunjangan bagi Pdt, pelayan khusus, pegawai gereja (Kostor), guru agama dan vikaris, dan juga untuk sentralisasi tiap bulannya.

Pengelolaan dalam gereja GMIM Bethesda Lemoh merupakan suatu hal yang sangat penting. Di dalamnya juga bendahara harus bersifat terbuka mengenai keuangan gereja, kerena jemaat pastinya akan mempertanyakan soal keuangan gereja. Jika tidak bersifat terbuka, jemaat pasti akan berpikiran akan terjadi hal yang menyimpang dalam keuangannya, bisa saja sudah digunakan untuk hal-hal lainnya yang tidak menjadi kebutuhan-kebutuhan gereja. Bahkan bisa saja jemaat mengatakan kalau sudah di korupsi, karena kurangnya informasi di mana dan untuk apa uang tersebut. Tetapi pada dasarnya gereja GMIM Bethesda Lemoh sudah melaksanakan tugasnya dengan baik. Setiap minggu pada saat ibadah pagi di gereja, bendahara atau pelayan yang bertugas dalam ibadah akan membacakan setiap sampul yang masuk, baik sampul-sampul syukur dan sampul-sampul untuk pembangunan. Mengenai persembahan-persembahan tiap minggunya juga ditunjukkan dalam kertas yang dinamakan Warta Gereja, di situ sudah ditulis pengeluaran-pengeluaran dari persembahan juga pemasukkan-pemasukkannya. Persembahan-persembahan dalam ibadah BIPRA juga (Bapak, Ibu, Pemuda, Remaja, Anak) dicatat dalam Warta Gereja, bila ada sampul-sampul yang masuk akan di sampaikan di ibadah minggu pagi oleh bendahara atau pelayan yang bertugas dalam ibadah.

Dalam melakukan wawancara tentunya ada faktor yang menghambat. Peneliti dalam hal ini mengalami faktor yang menghambat dalam pengumpulan informasi yaitu sulitnya mencari waktu yang tepat untuk melakukan wawancara pada narasumber, karena narasumber selain sibuk dalam kegiatan-kegiatan gereja, narasumber setiap sorenya berkebun dan juga pada pagi hari pergi kesekolah karena memiliki tanggung jawab sebagai guru. Sehingga pengumpulan informasi ini sempat terhambat karena harus mencari waktu yang tepat.

Managemen sangat penting dalam gereja. Manajemen menjadi sebagai proses dalam mengelola suatu kegiatan dalam gereja, di dalamnya juga mengenai pengelolaan dana atau keuangan gereja. Pengelolaan dana persembahan sebagai sumber daya gereja sangat penting. Pendeta sebagai pemimpin yang juga mengawasi setiap organisasi dalam gereja, artinya Pendeta sebagai pemimpin juga turut mengambil bagian di dalamnya. Dalam mengelola gereja pendeta tidak sendiri, sehingga ada orang-orang yang tunjuk atau dipilih untuk mengelola managemen gereja. Sekertaris bertugas untuk mencatat setiap kegiatan gereja, uang masuk, uang keluar, sumbangan-sumbangan, sehingga setiap kegiatan dalam gereja di urus oleh sekertaris. Bendahara yang mengawasi dan mengelola pendanaan gereja. Baik uang masuk atau keluar, sehingga setiap pemasukkan dan pengeluran dari gereja jelas. Sifat terbuka dari bendahara dan semua pengurus-pengurus dalam gereja menjadi suatu hal yang penting. Ketika pengurus-pengurus gereja bahkan bendahara di gereja, tidak terbuka akan persembahan gereja, baik itu pemasukkannya dan pengeluarannya, maka jemaat tidak akan menerima hal itu, sehingga timbul pemikiran-pemikiran “telah di korupsi” dan sebagainya.

Di GMIM Bethesda Lemoh pengelolaan persembahan terbuka, di gereja disediakan beberapa pundi-pundi untuk kepentingan jemaat, misalnya diakonia-diakonia orang-orang yang berkebutuhan, janji, duda dan yang berkekurangan ekonomi. Bukan hanya diakonia saja, tetapi juga di masukkan di wilayah dan juga sinode. Bahkan ada tunjangan-tunjangan khusus, sehingga sekertaris mencatat setiap perencanaan penggunaan dana. Dan bendahara dalam hal ini yang mengelola setiap persembahan yang masuk. Sehingga pengelolaan persembahan ini sangat penting, supaya tidak terjadi penyimpangan di dalamnya.

 

DAFTAR PUSTAKA

Wiyono, Andreas Untung, Sukardi. Manjemen Gereja (Dasar Teologis dan Implementasi Praktisnya. Bandung: Bina Media Informasi, 2010.

Kolibu, Dirk Roy, dkk. Pendidikan Agama Kristen di Perguruan Tinggi. Jakarta: UKI Press, 2018

Prodjowijono, Suharto. Manajemen Gereja. Jakarta: Gunung Mulia, 2008

Wijayanto, Dian. Pengantar Manajemen. Jakarta: IKAPI, 2012

Dewi, Indah Kusuma, Ali Mashar. Nilai-nilai Profetik Dalam Kepemimpinan Modern Pada Manajemen Kinerja. Lampung: CV. GRE PUBLISHING, 2019

Waiz, Edgar. Bagaimana mengelola gereja Anda?: pedoman bagi pendeta dan pengurus awam. Jakarta: Gunung Mulia, 2008

Wiryoputro, Sugiyanto. Dasar-dasar Manajemen Kristiani. Jakarta: Gunung Mulia, 2008

Suwendra. Wayan., Metodologi Penelitian Kualitatif Dalam Sosial Pendidikan, Kebudayaan dan Keagamaan. Badung: Nila Cakra. 2018

Bugin. Burhan. H.M.. Metodologi Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana. 2005

Tegor. dkk. Metodologi Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif. Jawa Tengah: Lakeisha Anggota IKAPI. 2020

Yusuf, Muri.  Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan. Jakarta: Kencana, 2014

Djubasa, B Loho. “Penatalayanan Keuangan Dan Perbendaharaan Gereja,” dalam Gereja Masehi Injili di Halmahera. 2018

http://www.sinodegmih.com/2018/06/penatalayanan-keuangan-dan.html?m=1

 

  • Bagikan