LBH Manado Gelar Refleksi Nonton Film dan Diskusi terhadap Pembebasan Lahan di Kalasey Dua

  • Bagikan
Dokumentasi Kegiatan (foto, ist)

actadiurna.id – Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Manado, sukses menggelar Refleksi Nonton Film dan Diskusi di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado, pada Kamis (21/12/2023).

Adapun Direktur LBH manado Satryano Pangkey, S.H menyampaikan alasan film Lingkey – Tanah Terakhir ini harus dibuat karena sengketa lahan pertanian di Kalasey Dua ini, menjadi contoh kasus yang tepat.

“Karena kalau berbicara refleksi kasus agraria, Kalasey itu bisa menjadi gambaran soal bagaimana kemudian. Pertama, dari petani itu berjuang terus, kemudian persoalan kasus Kalasey juga kita bisa belajar melihat bagaimana kemudian posisi pemerintah dalam hal-hal kasus agraria memang dalam hal ini seringkali bias dan kurang berpihak pada petani Kalasey,” ungkapnya.

Ia juga menambahkan lewat refleksi film ini, mengajak konsolidasi gerakan di Sulawesi Utara agar semakin masif.

“Dihal lain, lewat refleksi film ini sebenarnya kami juga mengajak agar supaya konsolidasi gerakan di Sulawesi Utara khususnya semakin masif, karena kedepan akan banyak kasus-kasus serupa yang akan terjadi di Sulawesi Utara,” tambahnya.

Selain itu, Satrya juga menuturkan Film dokumenter ini menjadi simbol, soal bagaimana kelak kedepan kita akan berhadapan dengan begitu banyak persoalan perampasan ruang hidup.

“Film dokumenter kasus Kalasey menjadi simbol, menjadi penanda soal bagaimana kelak kedepan kita akan berhadapan dengan begitu banyak persoalan-persoalan perampasan ruang hidup yang akan terjadi di Sulut,” ujar Satrya.

Ia pun berharap ada konsolidasi berkelanjutan dan semakin masif.

“Harapan dari kami tentu ada konsolidasi yang berkelanjutan, konsolidasi yang semakin masif untuk menjawab tantangan tadi, untuk menjawab problem persoalan hak asasi manusia yang bagi kami kedepan akan semakin sering terjadi di Sulawesi Utara. Itu juga sebenarnya refleksi agar bagaimana supaya kemudian mahasiswa tidak berjarak dengan persoalan real yang dialami oleh kaum kecil,” tuturnya.

Disisi lain, Salsa Badarab selaku Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Syariah IAIN Manado memberikan dukungan penuh terhadap refleksi pemutaran film dan diskusi terhadap kasus yang terjadi di Kalasey.

“Menurut saya pribadi, saya sangat mengapresiasi dengan adanya pemutaran film ini, karena mengingat bagaimana kejadian di Kalasey waktu itu, melihat bagaimana keluarga orang tua di sana itu dirampas hak hidupnya, hak untuk bekerja mereka di tanah mereka sendiri, itu rasanya sangat miris. Makanya saat dihubungi saya memutuskan, salah seorang pengurus saya untuk ikut andil dalam pemutaran film tersebut,” pungkasnya.

Diketahui Refleksi Nonton Film dan Diskusi ini juga dihadiri oleh GMKI Manado, GMNI Manado, IMM Manado, IMM Bitung, LMND Manado, LMND Minahasa, dan masih banyak lagi.

 

Reporter : Everd Latuputty

Redaktur: Eirene Samudji

  • Bagikan