Bertepatan dengan Hari Lahir Pancasila, FGD Nasional di FISIP Unsrat Berlangsung Sukses

  • Bagikan
Suasana FGD Nasional di Ruang Rapat FISIP Unsrat, Sabtu (01/06/2024)

actadiurna.id – Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) semakin eksis usai Sukses Gelar Focus Group Discussion (FGD) Nasional yang bekerja sama dengan Forum Komunikasi Purnawirawan (FKP) TNI/Polri, Sabtu (01/06/2024).

Maknai Hari Lahir Pancasila, FGD kali ini bertema “Telaah 25 Tahun Implementasi Pancasila di Era Reformasi” yang pesertanya berasal dari 70 Perwakilan Perguruan Tinggi se-Indonesia.

Pimpinan Kampus Orange Dr. Ferry Daud Liando, S.IP, M.Si menyampaikan bahwa tujuan dari FGD ini adalah untuk menyusun naskah akademik mengenai revisi UUD 1945.

“Tujuan FGD ini adalah dia ini akan menyusun naskah akademik berkaitan dengan pokok-pokok pikiran terkait dengan revisi konstitusi UUD 1945,” ujarnya saat wawancara langsung bersama pewarta Actadiurna dalam pembukaan FGD Nasional yang berlangsung di Graha Gubernuran Bumi Beringin, Jumat (31/05).

Liando pun menjelaskan alasan mengambil tema mengenai Pancasila adalah karena peserta menilai ada beberapa pasal yang menyimpang dari nilai-nilai Pancasila.

“Kenapa Pancasila? karena memang para peserta menilai ada beberapa pasal-pasal yang seolah-olah telah menyimpang dari nilai-nilai Pancasila,” Jelasnya.

Lebih lanjut ia menyebut, setelah naskah akademik tersebut selesai akan diserahkan kepada MPR sebagai kontribusi dari komunitas akademik, yang berisi masukan-masukan terkait pemikiran untuk memperkuat konstitusi di masa depan.

“Setelah naskah akademik itu selesai akan diserahkan kepada MPR, yang merupakan masukan-masukan masyarakat kampus berkaitan dengan seumpama ke depan ada pemikiran-pemikiran untuk memperkuat konstitusi,” tuturnya dalam forum diskusi di Ruang Rapat FISIP Unsrat, Sabtu (01/06).

Sebelumnya dalam pembukaan kegiatan ini Wakil Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Drs. Steven O.E Kandou sampaikan pesannya bahwa Pancasila harus tetap utuh dan tidak boleh diubah-ubah, karena merupakan sumber hukum tertinggi di negara ini.

“Yang boleh kita rubah adalah turunan dari Pancasila yaitu konstitusi kita,” ungkapnya saat membawa sambutan di pembukaan forum.

Perlu diketahui kegiatan ini berlangsung selama dua hari, dibuka pada Jumat (31/05) yang dimeriahkan dengan penampilan puisi, solo, dan choir dari Paduan Suara Mahasiswa (PSM) Unsrat. Sedangkan Diskusi dilaksanankan Sabtu (01/06) diikuti langsung oleh 50 perwakilan perguruan tinggi serta 20 perguruan tinggi hadir secara daring.

Reporter : Kezia Laloan
Redaktur : Jessicha Dien

  • Bagikan