BEM Unsrat Bersama Warga Tituwungen Gelar Aksi Perlawanan Terhadap Mafia Tanah

  • Bagikan

actadiurna.id – Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Sam Ratulangi (BEM Unsrat) bersama warga masyarakat Tituwungen Selatan, Kecamatan Sario, Kota Manado, menggelar aksi guna menolak praktik mafia tanah yang meresahkan masyarakat, Senin (27/05/2024).

Aliansi yang terbentuk dalam aksi ini adalah “Masyarakat Sario Dalam Bergerak” (Jems Moge) yang bertekad memberantas mafia tanah. Aliansi ini turut mengusung beberapa isu tuntutan besar, yakni:

1. Memberantas mafia tanah, khususnya James Moge yang dianggap sebagai pelaku utama.

2. Menuntut kepastian hukum terkait status tanah di Sario Dalam, Tituwungan Selatan, Lingkungan 1.

3. Menuntut keadilan, kebenaran, dan kejujuran dalam penerapan hukum. Masyarakat merasa hukum seakan-akan telah dibeli oleh mafia tanah, terutama oleh James Moge.

Aksi ini dipicu oleh surat dari Pengadilan Negeri Manado tertanggal 13 Mei 2024, yang berisi rencana eksekusi lahan rumah dan Gedung Gereja Gerakan Pantekosta Tituwungen. Masyarakat dan BEM Unsrat mendesak agar pihak berwenang segera memberikan kejelasan terkait kronologi dan status legitimasi masyarakat serta menindaklanjuti temuan bahwa sertifikat SHM 531/Titiwungan, tertanggal 12 Agustus 1987, yang diduga cacat hukum, administrasi, dan prosedural.

Tuntutan turunan dari aksi ini juga meliputi:

1. Meninjau kembali dan pembatalan sertifikat yang dianggap cacat hukum.

2. Penegasan legalitas kepemilikan tanah oleh masyarakat di Lingkungan Satu, Kelurahan Tituwungen Selatan.

3. Penerapan hukum yang adil dan transparan tanpa intervensi pihak berkepentingan.

Aksi ini adalah bentuk perlawanan masyarakat terhadap mafia tanah yang meresahkan. Masyarakat berharap agar tuntutan ini segera ditindaklanjuti oleh pihak berwenang dan memberikan keadilan yang sejati bagi masyarakat.

Diketahui aksi ini dimulai pada pukul 10.00 WITA dengan titik kumpul di Gereja Gerakan Pantekosta Tituwungen dan berjalan menuju Kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Manado.

Reporter: Gloria Lakoy

Redaktur: Krisma Naomi

  • Bagikan