Wujud Kepedulian Masyarakat, GMNI Swaradika Gelar Diskusi Publik Bersama Petani Cap Tikus Minahasa

  • Bagikan
Dokumentasi Kegiatan Diskusi Publik oleh GMNI Swaradika

actadiurna.id – Dewan Pengurus Komisariat (DPK) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Swaradika Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fispol) Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Gelar Diskusi Publik di Wale Pasiowan Ir Noldy Liow, Desa Malola, Kamis (12/01/2023).

Mengusung tema “Kesempatan dan Tantangan Petani Cap Tikus dalam Era Krisis Multidimensi” diskusi ini menghadirkan Taufik Poli (Wakil Ketua Bidang Kaderisasi dan Ideologi DPC GMNI Manado) dan Kalfein Wuisan M.PD (Akademisi dan Pemerhati Cap Tikus).

Sebagai penyelenggara, Hizkia Rantung menjelaskan latar belakang kegiatan diskusi publik bersama masyarakat ini, merupakan bentuk kepedulian GMNI untuk rakyat.

“Diskusi publik yang dilakukan bersama petani Cap Tikus, merupakan bentuk kepedulian dan wujud dari pada GMNI berjuang untuk rakyat dan GMNI bersama-sama dengan rakyat,” ungkapnya.

Adapun kepada Acta Diurna, Kalfein Wuisan menyampaikan hal penting yang dapat dicatat dari diskusi ini.

“Hal penting yang dapat kita catat dari diskusi tadi adalah Cap Tikus tidak hanya menjadi sumber kehidupan tetapi sebuah identitas bagi orang Minahasa pada umumnya dan orang Malola karena kita berbicara dan berdiskusi di kampung Malola,” ujarnya.

Ia pun memberikan pesan kepada GMNI sebagai penyelenggara diskusi.

“Pesan saya untuk internal organisasi penyelenggara dalam hal ini GMNI, saya berharap GMNI kemudian akan terus berjuang bersama petani Cap Tikus dan memperjuangkan apa yang sedang diperjuangkan oleh petani Cap Tikus,” ungkap Dosen teknik itu.

Tidak hanya itu, Kalfein juga memberikan penjelasan terkait hal-hal yang harus diperjuangkan.

“Pertama melawan stigma buruk terhadap Cap Tikus. Kedua mendesak pemerintah untuk kemudian mengeluarkan produk hukum yang melindungi petani Cap Tikus pada umumnya dan tentu mengatur regulasi Cap Tikus pada khususnya,” tambahnya.

Diakhir wawancara ia mengingatkan GMNI untuk terus mendesak akademisi dan ditataran tertentu mendesak agar berpihak kepada petani Cap Tikus.

“Ditataran tertentu mendesak juga para akademisi, para teman-teman mahasiswa untuk terus berpihak kepada para petani Cap Tikus yang selama dua dekade ini terus didiskriminasi bahkan dianggap sebagai orang sumber pembuat kegaduhan,” tutupnya.

Diketahui diskusi publik ini dimulai pada 18.30 WITA.

 

Reporter : Kei Mongdong

Redaktur : Eirene Samudji

  • Bagikan