Satu Dalam Aksi Demonstrasi Tolak UU Cipta Kerja Pada Hari Buruh Internasional

  • Bagikan
Dokumentasi Aksi (Sumber Ist)

actadiurna.id – Puluhan Mahasiswa dan Buruh yang tergabung dalam Fraksi Rakyat Sulawesi Utara (Sulut) Menuntut UU Cipta Kerja Di Tengah Jalan Kota Manado. Senin (01/05/2023)

Dalam rangka Hari Buruh Nasional. Sekelompok masyarakat yang tergabung dalam Fraksi Rakyat Sulut bersama mahasiswa melakukan aksi long march dari God Bless Park hingga berhenti di Zero Point.

Salah seorang mahasiswa bernama Stevan menyampaikan tujuan diselenggarakan aksi adalah sebagai bentuk nyata memperingati Hari Buruh dan membawa tuntutan dari aliansi salah satunya menolak atau cabut UU Cipta Kerja dikarenakan UU tersebut tidak mengakomodir kepentingan masyarakat.

“Kalau untuk tujuan, ini kan bertepatan dengan 1 Mei yang memperingati Hari Buruh itu sendiri, yang dimana itu adalah memotong delapan belas jam kerja jadi enam,” tuturnya.

“Tapi disini untuk aliansi, itu membawa beberapa tuntutan salah satunya menolak atau cabut UU Cipta Kerja ini dikarenakan karena aliansi merasa bahwa ini adalah produk dari oligarki yang tidak mengakomodir yang menjadi kepentingan dari pada masyarakat tetapi menjadi produk peluncuran kepada oligarki itu sendiri,” tambahnya.

Ia pun menyampaikan harapannya kepada peserta aksi.

“Untuk harapan, kami sesuai tuntunan dan tujuan, kami masih dalam tujuan mencabut UU Cipta Kerja. Harapan kami kepada pemerintah untuk mempertimbangkan tuntutan masyarakat secara nasional karena secara nasional, masyarakat menuntut pencabutan UU Cipta Kerja ini,” pesannya.

Tidak hanya itu, dari Perwakilan Konfederasi Perjuangan Buruh Indonesia Sulawesi Utara, Bismar Galib menyatakan tujuan dari aksi adalah kampanye momentum Hari Buruh Internasional yang dilakukan Fraksi Rakyat Sulut.

“Aksi yang dilakukan Fraksi Rakyat Sulut, didalamnya ada kawan-kawan mahasiswa dan buruh melakukan aksi kampanye dalam momentum hari buruh internasional,” ungkapnya usai membaca tuntunan aksi.

Ia melanjutkan beberapa hal terpenting yang dibawa dalam kampanye.

“Ada beberapa hal terpenting yang dibawa salah satunya adalah tolak Undang – Undang Cipta Kerja dan beberapa tuntutan yang spesifik terhadap kelas pekerja yakni tolak PHK massal, sistem kerja kontrak, sistem outsourcing, dan beberapa tuntutan lainnya seperti tuntutan mahal, kesehatan yang mahal, cabutan subsidi terhadap rakyat pekerja,” ujar pria yang akrab disapa Ari.

Ia pun menambahkan bahwa hari ini negara lebih mementingkan kepentingannya sendiri.

“Nah disini yang lain, bahwa hari ini negara lebih mementingkan kepentingannya mereka sendiri yang salah satu diantaranya bahwa pengesahan Cipta Kerja,” katanya.

Menurut Bismar, UU Cipta Kerja lebih mengakomodir kepentingan dari kelas pekerja dimana para oligarki harus mempunyai payung hukum untuk melindungi kepentingan mereka sendiri. Disisi lain, rakyat pekerja dijadikan korban sebagai janji-janji politik mereka.

Pada akhirnya, ia juga memberikan harapan terkait aksi yang dilakukan.

“Harapan kami bahwa di gerakan kita sendiri, kita akan terus mengkampanyekan aksi-aksi, baik itu di isu nasional maupun isu lokal seperti konflik di Kalasey Dua, nah kalaupun harapan terhadap pemerintah yang borjuis mungkin saya rasa belum ada karena faktanya, hari ini mereka tidak berpihak pada rakyat,” tutupnya.

Diketahui aksi ini dimulai dari pukul 14.00 WITA.

 

Reporter: Kei Mongdong
Redaktur: Jessicha Dien

  • Bagikan