POLITIK SEBAGAI PROSEDUR KEBENARAN

  • Bagikan
Brayen Sengkey

‘’Politik harusnya lahir untuk peradaban dan martabat bangsa, tetapi telah berbalik maknanya menjadi black campaigne dan pemaknaan negatif lainnya’’ Sepenggal Narasi yang penulis temui oleh akademisi pegiat pemilu Ferry Daud Liando, Seorang tokoh yang senantiasa mengabdikan dirinya untuk isu-isu kepemiluan. Ketika melihat lebih dalam maksud dan tujuannya, jelas kita melihat pertentangan didalammnya. Ada semacam spirit positif yang bisa kita temukan, kita bisa mencium ada aroma optimisme yang luar biasa muncul dari narasi diatas, untuk politik yang mampu membawa perubahan ke arah yang lebih baik dalam tatanan kehidupan manusia. Tetapi Sebaliknya kita bisa melihat bahwa spirit yang dibawa telah beranjak dari harapan-harapan kita bersama, politik uang, politk sarah, politik identitas dan segala macam pendamping negatif dari yang namanya politik telah ikut serta mewarnai perjalanan dari yang namanya politik sehingga memunculkan kesimpulan yang buruk untuk politik.

Sebelum lanjut, ada penegasan yang penulis ingin kemukakan bahwa pada dasarnya ini adalah tulisan teras, pemantik untuk diskusi kecil berikutnya. Ok lanjut

Kita baru saja beranjak dari tahun 2022, tahun yang mana disesaki dengan berbagai macam aktifitas politik dari yang bermuara pada masyarakat dalam bentuk kebijakan-kebijakan yang telah disepakati bersama ataupun sepihak sampai pada narasi-narasi elite negara ini untuk memperpanjang masa durasi presiden dan penggiringan isu, penggiringan opini  lainnya oleh pihak-pihak tertentu yang  jelas untuk kepentingan pribadi atau kelompok,  diramaikan juga dengan kondisi beberapa partai politik yang copot pasang structural, dan aktifitas-aktifitas politik lainnya. Kesemuanya ini turut serta menyumbangkan dalam pembengkokan pemaknaan dari politik ini sendiri.  Kita bisa dengan mudahnya mendengar orang-orang menyudutkan politik, entah apapun kejadian buruk dalam pemerintahan dan kehidupan masyarakat semuanya karena politik, ibarat apapun makanannya minumnya teh botol sosroh, demikianlah corak terhadap situasi dan fenomena ini, apapun yang negatif yang muncul dalam ruang publik. Selalu karena politik…

Gambaranya jelas seperti memang diamini oleh aktifitas negara kita, ketika masuk dalam perbincangan kecil dalam lingkungan tempat tinggal, ada banyak pengeluhan yang boleh kita dengarkan dari akar rumput, seperti tidak tepat sasaran perihal bantuan-bantuan yang disalurkan, seperti dikutip dari CNN indonesia, Negara Rugi Rp 6.9 Triliun gara-gara bansos tak tepat sasaran. Dalam hal ini yang tercantum didalammnya adalah bantuan PKH, bantuan pangan non tunai, dan bantuan sosial tunai yang ditemukan oleh BPK RI, juga belum lagi polemik korupsi yang sepertinya telah menjadi budaya kita, juga kegiatan-kegiatan nyeleneh lainnya yang dipertontonkan dalam panggung politik negara ini.

Kesemuanya ini adalah contoh hal-hal yang ikut serta dalam memudarkan pemaknaan terhadap politik dimasyarakat.  Belum lagi jika ditelisik lebih dalam, ada pendangkalan terhadap politik sehingga keluar dari pakemnya baik dengan sengaja ataupun tidak, yang jelas kita bisa melihat pemaknaan politik telah dicemari dengan urusan-urusan yang remeh temeh, seperti politik diartikan sebatas dalam kontestasi pemilihan umum, keterwakilan, dan kursi-kursi senayan. Karena lewat ini (pesta demokrasi) gairah politik meningkat pesat akibatnya, pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab ikut mengambil andil mengawal perjalanan bangsa memanfaatkannya untuk kepentingan pribadi dan berdampak sampai pada masyarakat umum dalam memaknai politik.

Mari kita lihat teori klasik Aristoteles. Menurut teori klasik Aristoteles, pengertian politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama. Alan badiou – politik adalah kemungkinan unutuk membebaskan kehidupan bersama dari rezim apapun diluar dirinya, Persoalan utama politik adalah bagaimana kebersamaan dikelolah oleh setiap anggotanya sehingga setiap orang sungguh-sungguh terwakili dan terlibat dalam pengelolahan itu. Sederhana nya politik sebagai prosedur kebenaran. ada begitu banyak definisi pemaknaan dari yang namanya politik dan tentu kita masing-masing juga memiliki pandangan berbeda dalam mendefinisikan apa itu politik,

Merujuk pada dua tokoh atas kita bisa menyimpulkan bahwa politik harus dikerjakan oleh semua orang yang ada dalam sebuah ikatan besar negara. Tidak hanya segelintir orang tertentu tetapi semua individu yang tercatup didalamnya baik yang yang memberi tugas atau mendelegasikan haknya untuk memipin (Masyarakat) juga yang telah dipercayakan unuk memimpin (eksekutif-legislatif). Artinya disini setiap warga negara memiliki beban yang sama untuk harus memahami cara sebuah negara bekerja, sederhannya setiap warga negara harus melek terhadap politik dalam konteks ini.  Para elit negara baik eksekutif dan legislatif yang notabene hasil dari kepercayaan masyarakat harus tau posisi mereka adalah bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat bukan seperti senandung lirik iwan fals – juara diam, juara heehee, juara hahaaa dipanggung kekuasaan.

Walaupun kita tidak bisa mengklasifikasikan cara orang dalam melihat negara karena pada dasarnya setiap orang memiliki standar nya masing-masing. Akan tetapi kita boleh bertemu dalam satu benang merah dimana ada jaminan kehidupan yang layak bagi setiap individu yang bernaung dalam sebuah negara dan negara berkewajiban untuk menjamin hal tersebut bahkan mengupayakan yang terbaik bagi rakyatnya. Toh itu adalah beban dari Falsafah Negara kita.

Ada perasaan sinis dan pesimistis ketika kita berbicara hal-hal yang berbau perubahan, Entah karena perubahan itu akan membawa kita pada sebuah siklus yang sama ataupun semacam perasaan dimana perubahan itu tak akan kunjung datang dalam langit Indonesia dikarenakan sistem yang memang sudah terpolarisasi seperti dewasa ini. Dalam beberapa forum-forum saya temui narasi mengenai betapa kuatnya arus dalam sistem ini begitu nyata mempengaruhi.

Tapi teman, akan selalu ada peluang untuk semua yang rigid dalam sistem ini, perubahan ketika kesadaran kita ditumbukan dan digaungkan senangtiasa.  Jika terus digaungkan probabilitas perubahan ke arah yang lebih baik tetap hidup . Secara garis besar, ada dua sasaran yang kita harus perhatikan yang pertama adalah masyarakat umum dewasa ini baik  yang telah dan menjadi bagian dari kalangan masyarakat yang memandang politik sebagai upaya yang sia-sia, juga untuk orang-orang yang masih mempunyai harapan yang benar terhadap negara. alasannya sederhana, dikerenakan bagian dari kalangan ini juga akan menjadi perwakilan-perwakilan dikemudian hari, dan ini akan terus berulang.

Berikutnya untuk kalangan yang sementara berkutat dalam pusaran pemerintahan seperti yang saya sampaikan diatas, kita semua memiliki standar maisng-masing dalam menilai, akan tetapi paling tidak kita akan bertemu dalam satu dimensi dalam tanda kutip yang sama ketika kita dengan serius membicarakan problem-problem  kenegaraan, idelanya memang seperti itu dalam sebuah negara demokrasi.

 

Yang Paling Sederhana

Langka yang paling sederhana  dalam memaknai politik adalah dengan melihat politik sebagai serankaian aktifitas bersama yang dilakukan untuk kebaikan bersama, atau dalam bahasa Alan Badiou adalah politik sebagai prosedur kebenaran, politik yang melampaui rutinitas keseharian. Ketika dielaborasi lebih dalam, seperti yang penulis kemukakan diatas. Aktifitas kenegaraan tak terkecuali semua orang harus mampu memutuskan arah langkanya sendiri dengan kesadaran tentunya. Artinya menyadari bahwa saya juga memiliki tanggung jawab minimal sadar akan diri saya sendiri.

Problemnya sekarang adalah politik tidak lagi dijadikan sebagai ‘’sumber perdebatan memperjuangkan kepentingan publik tetapi beralih arah se sederhana Siapa mendapatkan apa, politik bukan lagi untuk kesejahteraan tetapi siapa mampu memprofokasi siapa, politik bukan lagi arena memperjuangkan visi tetapi siapa mampu menuogok dan memperdaya siapa‘’ Ferry Daud Liando. Sekali lagi yang dimaksud langka disini bukan dalam lima langka ditempat pengumutan suara atau TPS.

 

Partai Politik Sebagai Titik Hubung Masyarakat dan Negara

Yang terdekat dalam upaya ini tak akan lepas dari yang namanya partai politik, perlu disadari dan diterima partai politik memainkan peran yang menentukan dalam sistem demokrasi modern dan merupakan pilar utama dalam pranata sistem politik kita, sebagai sarana sosialisasi politik, sarana rekrutmen politik, sarana partisipasi politik, sarana komunikasi politik, sarana mengatur konflik dan bebagai funsi lainnya yang disematkan dalam parpol. Jelaslah bahwa fungsi-fungsi yang telah kita liat di atas hanya bisa dijalankan bila partai politik juga mengalami proses demokratisasi di dalam tubuh mereka sendiri, proses itu disebut sebagai demokrasi internal. Setelah kesemuanya ini tercapai maka partai politik akan ikut mendukung proses demokrasi dan tidak akan menjadi ancaman bagi pranata demokrasi seperti hari ini, dimana ada bagitu banyak pengeluhan yang muncul, tertanggal 04 mar 2022, Jaringan Aktivis Kemanusian Internasional (JAKI) terjadi penurunan yang sangat signifikan terhadap kepercayaan masyarakat pada partai politik. yang terdekat yang masih ramai dalam perbincangan soal pengusulan siapa yang akan diusulkan menjadi bakal calon presiden, hak perorgratif bermain disitu dan serangkaian aksi internal partai yang tidak mengambarkan mewakili suara akar rumput.

Kita telah memasuki tahun 2023, tahun yang akan menjadi penentu arah langka bangsa ini, baik perbincangan dirumah kopi, keluarga, lingkungan bahkan dalam forum-forum besar hal yang sama pun diperdengarkan, kalau ditahun kemarin kita disesaki oleh aktivitas politik seperti yang penulis sampaikan diatas, tahun ini pasti akan lebih gila lagi gairannya, benar ataupun tidak tergantung teman-teman mau mencicipi dari bagian mananya, semua memiliki hak unutuk mengakses hal tersebut dan perlu diperhatikan tinggal setahun lagi kita akan memasuki tahun 2024, tahun yang sarat akan kepentingan.

Teman, Sesuatu yang kita belum pahami potensi untuk disalah pahami akan lebih besar, sama halnnya ketika kita melihat politik. Politik adalah sesuatu yang dibenci sekaligus dirindukan, sedikit-sedikit politik yang dipojokan jika terjadi sesuatu yang kurang mengenakan, akan tetapi yang perlu digaris bawahi adalah jalan yang harus ditempuh unutuk memperbaiki kekisruhan ini adalah politik itu sendiri.

Terimakasih

 

Oleh: Brayen Sengkey

  • Bagikan