MEYAKINI nilai-nilai Pancasila, berarti mewarisi semangat kemanusiaan yang telah dibangun sejak awal oleh para pendiri bangsa. Lihatlah bunga mawar tidak pernah mempropagandakan harumnya, namun keharumannya sendiri menyebar melalui sekitarnya.
Pancasila sebagai Dasar Negara digunakan untuk mengatur segala tatanan kehidupan bangsa Indonesia dan mengatur penyelenggaraan negara. Pancasila dijadikan sebagai Dasar Negara karena memang sesuai dengan jiwa bangsa Indonesia.
Di era Globalisasi Pancasila berusaha menerobos sebagai pedoman pemantapan mental kaum milenial serta dapat diimplementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Generasi Milenial dengan segenap keunggulan ilmu pengetahuan dan teknologi di eranya, boleh jadi memiliki life skill dalam menghasilkan karya-karya kreatif dan inovatif baru.
Namun pada saat yang sama, mereka mengalami krisis makna menyangkut pandangan hidup berbangsa dan bernegara. Dibutuhkan strategi yang lebih mengedepankan budaya mendengar dari pada menggurui. Kita perlu dengar apa aspirasi anak-anak milenial tentang Pancasila, seperti apa bentuk keterbukaan mereka untuk menerima pancasila sebagai pedoman hidup mereka.
Kaum Milenial yang memiliki pemikiran bebas tanpa bersyarat. Generasi ini tumbuh saat perkembangan teknologi sedang pesat-pesatnya, tentu sangat berbeda dengan generasi sebelumnya karena generasi ini lebih melek terhadap teknologi. Kebudayaan dari luar pun dengan mudah mendominasi, membuat norma-norma indonesia tersingkir sedikit demi sedikit. Lantas bagaimana agar Pancasila tetap menjadi dasar hidup bernegara di era seperti ini?.
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia dalam kehidupan Generasi Milenial adalah untuk memfilter atau menangkal hal-hal negative yang masuk dari luar, terutama pada era yang menghawatirkan ini. Dengan begitu Pancasila harus terpahami dan terinternalisasi pada setiap individu dan mampu menggunakan Pancasila sebagai alat penyelesaian masalah.
Materi-materi dari media sosial amat mempengaruhi gaya hidup mereka. Nilai nilai pancasila dapat kita masukkan dalam kemasan menarik dengan gaya ringan ala milenial. Seperti contoh pada iklan Bhineka Tunggal Ika, film layar lebar yang dibintangi oleh aktris dan aktor muda Indonesia, acara konser musik dengan nuansa ke-Indonesiaanya dan lain sebagainya.
Dengan luar biasanya ideologi Pancasila kita menempatkan “Ketuhanan Yang Maha Esa” sebagai Sila ke-1 berguna untuk memperingatkan Generasi Milenial bahwa ada Tuhan sebagai pusat dari kehidupan segala sesuatu dalam bentangan dunia ini. Kecanggihan teknologi tidak akan pernah menggantikan kehebatan Tuhan dan memiliki iman yang kuat pada Tuhan menjadi sebuah keharusan atau keniscayaan. Generasi Milenial harus sadar bahwa semuanya milik Tuhan, sehingga kesombongan dalam diri manusia bisa terminimalisir dan berusaha untuk selalu mengambil manfaat positif dalam setiap kemudahan, bukan untuk mengambil kekuasaan apalagi menggunakan kekuasaan secara sewenang-wenang dalam kekuasaan. Kekuasaan Tuhan melampaui kekuasaan manusia.
Kaum milenial Indonesia harus dengan bijaksana, harus selalu adil dalam pikiran dan perilaku etis pada sesama, tidak menggampangkan segala sesuatu dan terus berbuat kebaikan yang mementingkan kepentingan umum demi cita-cita dan kebaikan bersama merupakan penerapan dari Sila-2 Pancasila “Kemanusiaan yang adil dan beradab”.
Generasi Milenial harus bergotong royong mengangkat derajat bangsa Indonesia lebih tinggi daripada negara lain untuk menunjukkan bahwa Indonesia bukan negara lemah yang gampang terjajah, tapi negara yang kuat karena generasi penerusnya mampu bersatu memajukan Indonesia lebih baik di tengah tantangan global masa kini. Saling bersinergi menciptakan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia merupakan penjelmaan dari Sila ke-3 “Persatuan Indonesia”.
Generasi muda milenial juga harus bersikap demokratis dengan mementingkan aspek musyawarah untuk mufakat dalam pengambilan keputusan perwujudan dari sila ke-4 Pancasila. Keputusan tidak boleh diambil secara otoriter namun hasil kesepakatan dan musyawarah bersama. Juga sila ke-5 anak muda milenial harus mengusahakan keaadilan sosial. Perlu mengkritik struktur social, ideologi, politik dalam negara dan masyarakat yang menciptakan ketidakadilan social bagi rakyat Indonesia.
Maka dari itu, generasi milenial harus terus memelihara dan mengamalkan Pancasila dalam kehidupan nyata sehari-hari. Melalui pendidikan, generasi milenial harus sadar bahwa nilai-nilai Pancasila yang ditanam, seperti Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Gotong Royong, Musyawarah untuk Mufakat, Keadilan Sosial, Patriotisme, Nasionalisme, menghormati perbedaan bukan hanya untuk dihafal, namun terlebih dan paling penting adalah untuk diterapkan pada diri sendiri dan menebarkannya kepada generasi milenial lain yang sama-sama berperan penting dalam menciptakan Indonesia yang damai, aman dan tentram. Marilah kobarkan semangat pancasila dengan membawa obor yang dapat menyalakan api semangat membangun Indonesia menuju Indonesia jaya.
Kita boleh saja berbeda suku dan agama, kita boleh saja berbeda warna kulit, tapi kita memiliki satu misi yang sama, yakni misi penghormatan tertinggi atas nilai kemanusiaan.
Pancasila hadir menyatukan rasa kemanusiaan kita, Pancasila hadir memastikan persatuan, Pancasila hadir dengan semangat musyawarah, Pancasila juga hadir demi keadilan bagi semua. Tentu dalam bingkai Ketuhanan Yang Maha Esa.
Maka, tak boleh lagi ada kata perpecahan, tak boleh lagi ada bahasa keterbelahan. Yang ada hanya satu Persatuan di atas Pondasi Pancasila.
Sebagai landasan dasar bernegara, Pancasila tidak sekedar simbol, ia menjadi ruh bagi segala aktivitas kehidupan berbangsa dan bernegara.
Bagi anak muda yang disebut kaum milenial, Pancasila sudah seharusnya menyatu dalam ruang-ruang yang lebih nyata. Kesempatan akses pendidikan bagi seluruh generasi di Republik ini, kesetaraan hak atas lapangan pekerjaan, jaminan akses kesehatan, peluang yang sama dalam membina potensi diri.
Hak-hak dasar setiap anak bangsa, apalagi generasi bangsa pewaris kepemimpinan negeri, harus diutamakan. Maka sudah saatnya, memastikan generasi kita, siap merawat nilai-nilai Pancasila dengan semangat kontribusi nyata bagi negeri.
“Torang Samua Basudara,Torang Samua Ciptaan Tuhan”
Salam Pancasila.
Penulis: Gabriel Pondaag (Juara III Lomba Menulis Opini Pers Mahasiswa Acta Diurna dengan tema “Pancasila”)