Mahasiswa Bersuara, Kampus Transparan!

  • Bagikan
Efraim Roberth

Kampus adalah lingkungan pendidikan bagi mahasiswa, tempat untuk belajar, beraktivitas, dan mengembangkan diri dalam rangka mempersiapkan diri terjun ke dunia kerja. Namun, di era keterbukaan informasi, transparansi masih menjadi isu krusial di perguruan tinggi. Instansi yang seharusnya menjaga perkembangan serta menjadi contoh yang baik bagi generasi muda, terutamamahasiswa, justru mengabaikan serta menutup mata terhadap isu transparansi.

Guna menciptakan lingkungan pendidikan yang sehat dan demokratis, mahasiswa memiliki hak untuk mengetahui hal-hal mendasar terkait kampus, mulai dari keuangan, akademik, hingga berbagai kebijakan lainnya. Transparansi memungkinkan mahasiswa untuk mengawasi dan mengevaluasi kinerja kampus dengan memberikan masukan, kritik, atau saran demi perbaikan.

Kampus seharusnya memberikan lingkungan yang transparan bagi mahasiswa. Namun,
kenyataannya tidak selalu demikian. Misalnya, ada sebuah kampus yang mendapat julukan
“reformasi,” tetapi tidak mengalami perubahan berarti dalam hal transparansi. Contohnya, anggaran untuk organisasi mahasiswa (ormawa) yang seharusnya diberikan setiap tahun justru tidak jelas keberadaannya selama beberapa tahun terakhir. Selain itu, pembangunan fasilitas kampus yang menelan biaya miliaran rupiah terlihat tidak sebanding dengan kualitas hasilnya. Bukankah hal ini patut dipertanyakan?

Kurangnya transparansi di lingkungan kampus berdampak pada dipertanyakannya akuntabilitas kampus. Mahasiswa menjadi tidak percaya pada institusi dan pejabat kampus, yang akhirnya merusak reputasi kampus di mata mahasiswa bahkan publik. Para pemimpin yang memegang kekuasaan di kampus harus memiliki integritas dan kejujuran dalam pengelolaan institusi pendidikan.

Mahasiswa dapat mengadakan audiensi dengan pihak kampus untuk menyampaikan aspirasi dan tuntutan terkait transparansi, selama tidak melanggar aturan yang berlaku sesuai dengan undang-undang. Namun, apa daya jika pihak kampus lebih memilih bungkam atau bahkan memberikan tekanan kepada mahasiswa, baik secara halus maupun secara frontal? Ini menjadi tantangan bagi mahasiswa dalam mewujudkan kampus yang bersih dan transparan.

Oleh karena itu, saya mengajak seluruh civitas akademika untuk tidak menutup mata terhadap praktik-praktik yang tidak transparan di institusi tempat kita menuntut ilmu. Kampus harus menegakkan transparansi! Dengan mahasiswa yang berani bersuara, saya yakin suatu saat kampus yang transparan akan terwujud.

Oleh: Efraim Roberth

  • Bagikan