actadiurna.id – dalam rangka menjaga kesatuan dan persatuan NKRI menjelang Pemilu 2024, Toleransi menjadi kata kunci dalam dialog Demokrasi Anak Muda bertajuk ‘Kolaborasi Milenial Antar Agama dalam Mewujudkan Kualitas Pemilu 2024, Rabu (10/5/2023).
Kegiatan ini digelar oleh Asosiasi Ilmu Politik Indonesia Cabang Sulut bersama Pusat Studi Kepemiluan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fispol) Universitas Sam Ratulangi (Unsrat).
Dalam diskusi ini menghadirkan beberapa narasumber yaitu, Pembina Pusat Studi Kepemiluan Fispol Unsrat, Dr. Ferry Daud Liando dan Peneliti Politik LIPI, Wasisto Raharjo Jati, PhD dan dimoderatori oleh Kepala Sekretariat AIPI Sulut, Aldy Ch. Sumangando.
Menurut penjelasan Liando, sebagian besar Pemilih dalam hal memilih calon pasti memiliki kesamaan etnik atau agama dengannya.
“Namun demikian hal-hal yang tidak terkontrol adalah penggunaan sentimen agama atau etnik untuk melumpuhkan calon lain yang tidak didukungnya,” jelas Liando.
“Sehingga, saat menjelang kampanye para tokoh agama perlu memperkuat konsolidasi dalam rangka mencegah gesekan yang mengganggu toleransi antar umat beragama,” lanjut dia.
Wasisto Raharjo sebagai narasumber juga menyampaikan bahwa Generasi Muda diharapkan untuk menjadi agen pembaharu berupaya ikut serta mengampanyekan sikap toleransi antar umat beragama.
“Artinya mereka berupaya aktif mengampanyekan agar sesama anak muda itu tidak ter missinformasi, berita bohong, dan politisasi identitas yang mana ketiga hal itu adalah sumber utama rusaknya kolaborasi umat beragama,” tegas Wasisto.
Wasito juga membenarkan hasil indikator dari lembaga-lembaga bahwa Kota Manado benar merupakan daerah yang mempunyai tingkat toleransi yang tinggi di Indonesia.
“Artinya narasi atau hasil indikator dari berbagai lembaga yang memperingati Manado yang paling toleran itu benar secara 100 persen baik secara sosiologis, kultural, dan demografis,” tutupnya.
Reporter: Meiling Siape
