Di Persimpangan Jalan: Eksistensi Nilai Pancasila di Tengah Gempuran Tiktok dan Dunia yang Berubah

  • Bagikan
Felicia Putri Hosana

PANCASILA, sebagai dasar negara Indonesia, menghadapi tantangan eksistensi dalam dunia yang terus berubah, terutama dengan adanya pengaruh media sosial seperti TikTok. Platform media sosial ini telah mengubah cara kita berinteraksi, mendapatkan informasi, dan membentuk pandangan tentang dunia. Namun, apakah eksistensi nilai-nilai Pancasila masih bisa terjaga dalam kegilaan TikTok? Saat ini, kita menghadapi kenyataan bahwa nilai-nilai Pancasila semakin memudar dan terabaikan dalam konteks digital yang semakin mendominasi. Hal ini menimbulkan pertanyaan serius tentang masa depan dan identitas bangsa Indonesia.

TikTok, sebagai salah satu platform media sosial yang saat ini sedang melejit memiliki pengaruh besar terhadap masyarakat secara luas terutama generasi muda atau Gen Z. Namun, penggunaan serta konten TikTok sering kali mengabaikan nilai-nilai Pancasila dan condong terhadap individualisme, kepentingan pribadi, dan popularitas instan. Terdapat banyak konten-konten sampah dan tidak bermutu yang sangat mudah tersebar dan diakses oleh siapapun. Pada akhirnya akan mempengaruhi pengguna Tiktok khususnya bagi orang-orang yang awam yang tidak memilah dan mengonsumsi secara langsung informasi sekilas yang dilihat atau dapatkan di Tiktok. Ini juga disebabkan oleh algoritma TikTok yang didasarkan pada preferensi pengguna dapat menyebabkan pengguna terjebak dalam lingkaran informasi yang memperkuat pemikiran yang sudah ada.

Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya polarisasi, yang merupakan metode yang digunakan untuk menarik atensi atau perhatian kita sebagai pengguna Tiktok. Sehingga konten yang muncul pada beranda adalah hal yang digemari dan minati pengguna, yang bertujuan agar pengguna menghabiskan waktu yang lama di Tiktok. Selain itu hal tersebut juga akan menciptakan ketidakpedulian terhadap persatuan dan hilangnya semangat gotong royong yang menjadi pilar utama Pancasila. Konten yang mempromosikan intoleransi, diskriminasi, atau kekerasan juga dapat dengan mudah menyebar tanpa adanya pengawasan yang memadai.

Meskipun terdapat konten yang bermutu dan upaya individu yang berusaha mempromosik nilai-nilai Pancasila melalui TikTok, namun pengaruhnya masih sangat terbatas dan tak sebanding dengan konten-konten yang mengesampingkan nilai-nilai tersebut. Bersama dengan itu, kurangnya pemahaman dan kesadaran masyarakat sebagai pengguna Tiktok tentang pentingnya Pancasila dalam kehidupan sehari-hari juga menjadi faktor penyebab penurunan eksistensi nilai-nilai Pancasila di dunia yang berubah ini.

Selain faktor internal, adopsi nilai-nilai atau tren global yang berkontradiksi dengan Pancasila juga turut serta berkontribusi terhadap pemudaran nilai-nilai tersebut. Dalam konteks yang semakin terhubung secara global, beberapa pemahaman dan pandangan mungkin dianggap bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila, sehingga menciptakan dilema dalam mempertahankan Pancasila sebagai landasan kuat, sambil tetap membuka diri terhadap nilai-nilai universal yang penting dalam konteks global. Tetapi, penting untuk dicatat bahwa perubahan nilai dan tren global juga memberikan kesempatan bagi Pancasila untuk tumbuh dan berkembang. Dalam menjaga eksistensi Pancasila, kita perlu mengadopsi pendekatan yang inklusif, di mana kita dapat mempertahankan nilai-nilai inti Pancasila sambil membuka diri terhadap pengaruh dan nilai-nilai universal yang positif. Proses ini melibatkan pemahaman mendalam tentang nilai-nilai Pancasila dan kemampuan untuk menganalisis dan memilih dengan bijaksana nilai-nilai global yang sesuai dengan semangat Pancasila.

Dalam menghadapi tantangan ini, langkah-langkah konkret perlu diambil secepatnya. Diawali dengan penguatan dan peningkatan pendidikan Pancasila di semua tingkatan, mulai dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi. Pendidikan yang menyampaikan nilai-nilai Pancasila secara relevan dan interaktif dapat membantu menghidupkan kembali kesadaran dan pemahaman masyarakat terutama generasi muda tentang pentingnya Pancasila. Tak hanya itu, pengguna TikTok perlu lebih kritis dan selektif terhadap konten ataupun informasi yang mereka konsumsi dan bagikan. Kemudian mendorong penggunaan platform ini untuk menyebarkan konten bermutu yang memperkuat persatuan, toleransi, dan keadilan sosial akan menjadi langkah yang penting dalam memperkuat eksistensi Pancasila di era yang serba digital ini.

Pemerintah dan lembaga terkait juga mempunyai peran vital dalam mengawasi dan mengatur konten di media sosial, khususnya TikTok. Langkah-langkah pengawasan yang efektif dan penegakan aturan yang tegas terhadap konten yang melanggar nilai-nilai Pancasila dapat membantu menjaga integritas dan eksistensi Pancasila dalam dunia digital. Namun, harus diakui bahwa untuk mengubah arah perubahan yang ada dan memperkuat eksistensi Pancasila di tengah gejolak TikTok dan perkembangan teknologi digital tidak akan mudah. Dibutuhkan komitmen yang kuat dari semua pihak, baik individu, masyarakat, pemerintah, dan lembaga pendidikan, untuk bersama-sama memperjuangkan nilai-nilai Pancasila dan memastikan bahwa Pancasila tetap menjadi pedoman yang kuat dalam membangun identitas dan masa depan bangsa Indonesia di dunia yang terus berubah.

 

Penulis : Felicia Putri Hosana (Juara II Lomba Menulis Opini Pers Mahasiswa Acta Diurna dengan tema “Pancasila”)

 

  • Bagikan
Exit mobile version